Warga Desa Harus Bangkit KETUA Tim Penggerak PKK Provinsi Sumsel, Ny Maphilinda Putri Gumay Syahrial, mengajak warga Desa Lubuk Kute, Kecamatan Kikim Timur, Kabupaten Lahat untuk segera bangkit dari ketertinggalan yang selama ini mengungkung mereka. Seruan ini disampaikan saat Maphilinda serta rombongan Tim Penggerak PKK Provinsi Sumsel dan Kabupaten Lahat melakukan kunjungan kerja di desa ini, Selasa (21/8/2007) lalu. “Mulai sekarang, mari kita bangun desa tercinta ini dengan membangun bersama. Jangan lagi merasa hidup sendiri. Jangan lagi merasa terisolilasi. Mari kita bangkit dari ketertinggalan ini!” seru Maphilinda yang disambut warga dengan sorak penuh semangat. Maphilinda tertarik berkunjung ke Desa Lubuk Kute karena daerah ini punya banyak “keistimewaan, misalnya jalan menuju ke desa ini merupakan jalan berlumpur, listrik belum masuk, letaknya di tengah hutan, sulit mendapatkan air bersih, dan pendidikan warga masih sangat memprihatinkan. Sebagai contoh, lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) masih sangat sedikit. Selain itu, banyak kaum ibu tidak bisa berdandan, layak ibu-ibu di desa lainnya dikarenakan keterbatasan yang mereka alami. Di samping itu, sarana hiburan seperti televisi sulit ditemukan. Karena, dari 122 kepala keluarga (KK) hanya sekitar 10 KK yang punya pesawat televisi, itu pun yang kehidupannya terhitung mapan. Ketua Tim Penggerak PKK Desa Lubuk Kute, Lasmiana Didi Subianto, mewakili warga, menyampaikan aspirasi dan curahan hati mereka tersebut kepada Ny Maphilinda Putri Gumay Syahrial dan Ny Hj Herlin Harunata, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Lahat. Pada kesempatan pertama, Lasmiana mengatakan, “Kami tak menyangka kalau seorang istri gubernur dan istri bupati berkenan datang berkunjung ke Desa Lubuk Kute yang terpencil, di tengah hutan, jauh dari keramaian, dan hanya sirine dan suara cerobong keretaapi yang bisa kami dengar. Baru sekali ini desa kami dikunjungi istri pejabat. Warga berharap, agar Pemerintah Provinsi Sumsel membuka akses jalan yang memadai menuju Desa Lubuk Kute, misalnya demgam pengaspalan. Selama ini, kalau warga ingin ke Lahat kota atau ke tempat lain hanya bisa mengandalkan transportasi keretaapi yang mereka stop di tengah jalan. Mereka harus melompat saat naik atau turun dari kereta. Hal tersebut jelas sangat berisiko untuk keselamatan warga. Syahrial Gubernur Lagi Warga juga menginginkan sarana hiburan seperti televisi. Di desa ini jarang ditemui warga yang punya pesawat televisi. Warga juga minta bantuan sarana pemasokan air bersih. Selama ini, warga hanya memanfaatkan air sungai yang harus diambil dengan naik turun anak tangga beton sebanyak 140 undakan. Sambutan Lasmiati diakhiri dengan menitip pesan untuk Gubernur Sumsel, Ir. Syahrial Oesman, M.M., untuk berkenan mencalonkan diri lagi sebagai Gubernur Sumsel periode 2008–2013 pada pemilihan kepala daerah mendatang. “Kami warga Lubuk Kute siap mendukung dan memenangkan Pak Syahrial Oesman,” seru Lasmiati. Menanggapi curahan, keluhan, dan pesan warga, Maphilinda Putri Gumay, yang juga istri Syahrial Oesman, mengatakan, “Saya berjanji akan langsung menyampaikan semua keluhan warga Desa Lubuk Kute, terutama mengenai aspal jalan dan fasilitas air bersih, kepada Gubernur Sumsel, Ir. Syahrial Oesman, M.M.” Mengenai sarana hiburan, Maphilinda mengatakan, siap membantu dengan memberikan pesawat televisi, genset, dan juga antene parabolanya. Hanya saja, Maphilinda berpesan, agar televisi ini jangan disimpan di rumah kepala desa, melainkan di tempat umum agar bisa dinikmati seluruh warga. Maphilinda juga berpesan, agar saat menonton televisi, terutama anak-anak dan remaja, harus didampingi orangtua. Dikhawatirkan yang mereka tonton nanti acara-acara yang tidak seharusnya mereka tonton. Selain televisi, dalam kesempatan ini Maphilinda juga memberikan dua buah mesin jahit untuk menambah ketrampilan warga. Ny. Hj. Herlin Harunata memberikan bantuan lampu petromaks sebagai sarana penerangan dan perangkat alat memasak. Di akhir kunjungan kerjanya di Desa Lubuk Kute ini, Maphilinda menyempatkan diri melihat langsung lokasi sungai tempat warga mengambil air. Maphilinda terlihat terharu dan sedih membayangkan warga harus naik-turun anak tangga untuk sekadar mendapatkan air bagi kehidupan mereka. Sebelum tiba di sungai, Maphilinda sempat mendatangi gedung SDN 11 Lubuk Kute. Kondisi gedung sekolah tersebut sudah sangat memrihatinkan. Bangunan tersebut terdiri dari dua setengah lokal. Mengapa ada setengahnya? Karena, salah satu lokal yang ada digunakan sebagai ruang belajar sekaligus ruangan kantor guru. Kondisi dindingnya juga banyak yang rusak. Terlihat juga tumpukan bangku-bangku yang rusak dan tidak dapat digunakan, bertumpuk di belakang siswa belajar. Situasi ini jelas sangat tidak mendukung suasana belajar-mengajar yang memadai. Usai meninjau gedung sekolah SDN 11, Maphilinda melanjutkan perjalan menuju sungai. Sebelum sampai di sungai, Maphilinda dan rombongan harus melintasi rel kereta api. Menurut Kepala Desa Lubuk Kute, Didi Subianto, di tempat inilah warga desa biasa menghentikan keretaapi untuk menumpang. Warga meminta masinis menghentikan kereta api dengan melambaikan uang. Saat kereta berhenti, warga harus cepat-cepat melompat. Begitu juga saat turun. Di tepi sungai, Maphilinda terlihat sedih dan tampak meneteskan air mata. Maphilinda melihat warga harus berjuang keras, naik-turun undakan untuk sekadar mendapatkan air untuk minum dan kebutuhan lainnya. Maphilinda juga melihat warga mandi, mencuci, bahkan buang air besar (BAB) di sungai itu juga. Sehari sebelum kunjungan kerjanya di Desa Lubuk Kute, Maphilinda Putri Gumay Syahrial sebagai Ketua Tim Penggerak PKK Sumsel dan rombongan menggelar acara Sosialisasi Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) di pendopo rumah dinas Bupati Lahat, Senin (20/8). Maphilinda juga mengunjungi Kelompok Bermain PAUD Bunga Rose di Kelurahan Bandar Agung, Kecamatan Lahat, Selasa (21/8/2007). (*) |
Sabtu, 14 Juni 2008
Warga Desa Harus Bangkit
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar