Sabtu, 23 Agustus 2008

Benarkah Rakyat Muba Nikmati Berobat Gratis?

Benarkah rakyat Muba merasakan program berobat gratis? Tampaknya kita perlu mengkritisinya, sebab begitu banyak masyarakat Muba yang kecewa soal pelayanan kesehatan selama pemerintahan Alex Noerdin.
Berikut pengakuan warga Muba:
Budi (32) warga Desa Kayuare, Kelurahan Kayuare, Kecamatan Sekayu. “Setahun yang lalu saya kecelakaan motor di Sekayu. Kaki dan tangan luka parah. Kata dokter di RSUD Sekayu harus diobati lebih lama. Pihak rumah sakit tak sanggup melayani sakit saya itu. Akhirnya saya diberikan rujukan berobat ke RS Muhammad Husin Palembang. Hari itu juga saya urus surat dan langsung menuju Palembang. Waktu itu saya harus menyiapkan uang Rp350.000 untuk sewa mobil.
Saya sudah merasakan betul betapa sulitnya akses pengobatan di Sekayu ini. Untung keluarga saya mau menolong. Bila dihitung uang yg saya keluarkan sampai sembuh mencapai Rp 10 juta. Saya mau Tanya di mana letaknya gratis itu.
Bagi saya sudah barang tentu yg gratis dimaksud Pak Alex itu berobat sehari saja. Habis itu terserah pasien. pengertian gratis itu menurut saya sangat merugikan rakyat. Biaya urus surat menyurat jauh lebih mahal disbanding biaya beli obat. Untuk apa gratis kalau kita disuruh bayar. Saya sarankan kalau punya uang lebih baik berobat sendiri. Dari pada hati kita dongkol lebih baik berobat sendiri saja.”
Salim (56) warga Kampung III Kelurahan Sekayu.
“Pengalaman saya terbukti yang namannya gratis itu tidak mungkin di Sekayu. Pernah saya sakit gigi dan berobat pakai biaya Rp50.000. Apakah ini yg dinamakan dengan berobat gratis?”
Nah, ini contoh yang harus kita pertimbangkan. Bagaimana?*

Wong Muba Cinta dan Pilih SOHE





Puluhan Ribu Massa Sambut SOHE di Muba






SEKITAR lima puluh ribu massa menyaksikan kampanye SOHE di Lapangan Merdeka, Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin, Sabtu (23/08/2008) sore. Mereka selain mendukung, juga siap memenangkan pasangan SOHE. Pilihan terhadap SOHE lantaran bukan pemimpin yang suka memfitnah.
"Pilihlah pemimpin yang baik, bagus, dan benar. Tiga B. Sohe adalah pemimpin seperti itu," kata jurkam Iqbal Romzi, dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
"Saya empat tahun kenal dengan Bapak Syahrial (Oesman), selama itu pula beliau tidak pernah judi, korupsi, apalagi terlibat kasus Tanjungapi-api. Semua itu bohong belaka," tegas Iqbal yang disambut teriakan, "Hidup SOHE!".
Sementara Syahrial Oesman mengatakan kabupaten Muba merupakan daerah yang kaya dengan hasil sumber daya alamnya, tetapi pemerintahannya kaya, rakyatnya justru sengsara. Oleh karena itu, ke depan rakyat Muba harus realitis melihat sebuah program, "Jangan terlena dengan janji-janji, seperti janji gratis. Percuma kalau kita terus susah. Apalagi kalau program yang mubazir," katanya.
Massa yang berasal berbagai kecamatan di Musi Banyuasin, datang sejak pukul 14.00. Mengendarai kendaraan pribadi maupun angkutan umum. Mereka dari anak-anak hingga orang dewasa. Sebagian besar kalangan anak muda, dan kaum perempuan.
Selain jurkam Iqbal Romzi, juga ditampilkan jurkam dari PKPI Muba Musa MS dan jurkam Partai Pelopor Muba Syarifuddin. Sementara hiburan menampilkan Tomi Ali, Siti Karlina.
Bahkan SO pun menyanyikan lagu "Ku Tak Bisa Jauh Darimu" milik Slank sambil bermain drum dengan para artis lainnya. Helmy Yahya pun turut menembangkan lagu "Ketahuan" milik Mata Band. *

Jumat, 22 Agustus 2008

Kampanye SOHE di Banyuasin







PULUHAN ribu rakyat Kabupaten Banyuasin, siap menangkan pasangan SOHE.*

Foto: Deddi dan Asep

Rabu, 20 Agustus 2008

Puluhan Ribu Massa Hadiri Kampanye SOHE di OKUT







MESKIPUN berbagai kanmpanye hitam digelar pihak lawan, puluhan ribu massa di OKU Timur tetap setia mendukung SOHE. Mereka tumplek menyaksikan dan mendengarkan apa yang dikatakan dan disampaikan SOHE. * Foto Asep.

Survei Membuktikan Suara SOHE Kian Mantap





BERDASARKAN survei yang dilakukan Timses SOHE untuk enam kota dan kabupaten yakni Palembang, Banyuasin, OKI, OKU Timur, OKU Selatan, dan Musi Banyuasin, atau terhadap 500 responden, pasangan SOHE masih unggul 73,25 persen, dan pasangan Aldy hanya meraih 25,30 persen, sedangkan yang tidak mau menyebutkan pilihannya 1,45 persen. Survei ini dilakukan sejak 18-19 Agustus, tepatnya setelah debat kandidat dan kampanye monologis pertama. Survei ini membuktikan rakyat Sumsel kian tahu mana pasangan yang banyak janji, dan mana yang telah memberikan bukti kerjanya. Selain itu, survei ini juga membuktikan bahwa kampanye hitam sama sekali tidak memengaruhi rakyat. Mereka tahu, kampanye hitam dibuat memang buat merusak kepercayaan atau membodohi rakyat, seperti kata Presiden PKS Tifatul Sembiring, itu hanya cermin dari gaya politik rezim Orde Baru.*

SO Kunjungi Pasar 16 Ilir Palembang







SETELAH melakukan debat kandidat pada Senin (18/08/2008) malam, paginya (19/08/2008) Syahrial Oesman menemui rakyat Palembang di Pasar 16 Ilir. Mereka antusias menyambut gubernur Sumsel 2008-2013 yang banyak memajukan rakyat Sumsel ini. SO berjanji tidak akan menggusur para pedagang. Dia pun tidak banyak janji, kecuali rakyat Sumsel kian sejahtera.*

SOHE Milik Semua Kalangan

Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur bernomor urut 2, H Syahrial Oesman-H Helmy Yahya (SOHE) dinilai dekat dengan semua kalangan. Bukan hanya generasi muda yang merasa terwakili oleh pasangan yang mengusung motto “Yang Muda, yang Berkarya” ini, melainkan juga generasi di atasnya.
Sanusi (55), warga Buay Pemuka Peliung, mengatakan bahwa bukan hanya orang muda yang menyukai SOHE. “Yang tua, juga menyukai dan menyenangi SOHE karena prestasi gemilang yang diukir keduanya,” kata Sanusi, di sela-sela kampanye monologis di Lapangan KONI Martapura, Ogan Komering Timur (OKUT), Rabu (20/8).
Syahrial Oesman (SO), memulai kampanye hari kedua dengan kampanye simpatik di halaman Masjid At Taqwa, Desa Pembangunan, Kecamatan Madang Suku I. Sedangkan Helmy, memulai kampanye simpatik di Pasar Gunungbatu, Cempaka. Keduanya di kampung halaman SO, Pulaunegara, untuk kemudian bertemu di Martapura untuk kampanye monologis.
SO memulai perjalanan dari Mendayun dengan menyeberangi Sungai Komering untuk menuju lokasi parkir mobil di Simpang Madang Suku II. SO yang duduk di samping serang (pengemudi) perahu ketek, tampak sangat menikmati perjalanannya. Namun, di tengah perjalanan, ketek sempat kandas karena lunasnya teralang pasir yang muncul akibat sungai sedang surut. Alangan ini tidak terlalu mengganggu.
Dalam perjalanan darat, lebih kurang 6 km, ke Desa Pembangunan, SO memilih mobil bak terbuka, yang membuatnya benar-benar menyatu dengan rakyat. Timses pun menyiapkan kursi di bagian belakang mobil itu. Perjalanan rombongan diikuti ratusan pengojek.
Helmy, yang melakukan kampanye simpatik di Pasar Gunungbatu, diserbu para pedagang dan pembeli di pasar itu. Warga pun memintanya untuk berfoto bersama. Sebelum melanjutkan perjalanan ke Campangtiga, Kecamatan Cempaka, Helmy memilih berjalan kaki saat meninggalkan pasar. Hal ini disebabkan banyaknya warga yang menantinya di sepanjang tepi jalan dekat pasar itu.
Saat melewati sebuah SD yang berjarak sekitar 300 meter dari pasar, serombongan anak yang sedang berolahraga langsung menyongsongnya. Murid-murid SD ini, diikuti gurunya, meminta Helmy untuk berfoto bersama.
Tokoh muda yang telah mengukir banyak prestasi di tingkat nasional dan internasional ini menyempatkan diri singgah di RS Panti Bakti Ningsih Charitas Belitang. Selain berdialog dengan para dokter dan paramedis di RS itu, Helmy juga membesuk pasien. Seperti halnya SO, yang selalu berempati kepada siapa saja, Helmy juga memberi semangat kepada para pasien dalam menghadapi penyakitnya.
Hal yang sama dilakukan Helmy di RSUD Gumawang. Salah seorang keluarga pasien, Salimah (45), kepada wartawan mengatakan bahwa dia merasa bangga punya pemimpin seperti SO dan Helmy Yahya. “Saya yakin, warga Gumawang akan memilih SOHE. Pak Helmy itu prestasinya luar biasa,” kata warga Gumawang ini.
Ketika berkunjung ke Pasar BK 10 Gumawang, Helmy diiringi oleh ratusan penarik becak. Selama perjalanan, lagi-lagi dia diserbu para ibu dan remaja putri.

Keluarga Harmonis
SO dan Helmy juga dinilai warga sebagai sosok kepala rumah tangga yang bijak sehingga dapat membina hubungan yang harmonis dalam rumah tangga. Hal ini terbukti dari keterlibatan istri mereka dalam mendukung aktivitas suami.
Setidaknya, hal itu dirasakan Yumila (25). Warga Jl Mojo RT 6 RW 1 Belitang ini mengatakan bahwa dia dan kaum perempuan lain di daerah tempat tinggalnya, merasa sangat dekat dengan Hj Maphilinda. “Ibu Maphilinda itu dekat dengan masyarakat desa. Saya yakin, Bu Maphilinda mampu membantu kaum perempuan dalam menciptakan usaha untuk membantu perekonomian keluarga,” katanya.
Seorang pelajar sekolah menengah, Ningsih, mengaku sangat mengagumi SOHE. Helmy, yang kini berdampingan dengan SO, diyakininya akan dapat menjadi pemimpin masa depan. Dia juga mengaku pernah bertemu dengan Helmy dan berfoto bersama. “Sampai sekarang, fotonya saya simpan,” kata gadis remaja ini.
Teman satu sekolah Ningsih, Eka dan Rahmi, menyampaikan harapan agar Helmy dapat berkunjung ke sekolah mereka. “Kami ingin bertanya bagaimana cara belajar, sehingga dapat menjadi orang seperti Pak Helmy,” kata Eka.
Kampanye monologis yang dimeriahkan si Raja Dangdut Rhoma Irama berlangsung semarak. Sedikitnya, 15 ribu warga menghadiri kampanye yang menghadirkan jurkam dari parpol pendukung SOHE, antara lain Natsir Djakfar. Selama kampanye yang berlangsung sekitar pukul 14.30-17.00 itu, warga hanyut dalam orasi para jurkam dan hiburan musik yang disajikan para artis pendukung.
Pada kesempatan ini, Rhoma mengajak masyarakat untuk memilih pemimpin yang memenuhi kriteria sesuai ajaran Islam. Ada empat kriteria yang harus dimiliki seorang pemimpin, yaitu sidik, amanah, tabligh, dan fatonah, yang dapat dijabarkan sebagai cerdas, jujur dan menyampaikan amanah, dan selalu berbuat benar.
“Empat kriteria itu dimiliki SOHE. Mari memilih SOHE, nomor...,” kata Rhoma tanpa meneruskan kalimatnya, dan langsung disambut peserta kampanye dengan jawaban, “Dua!”
Acara semakin semarak saat Rhoma, yang didampingi personel Soneta Group secara lengkap, membawakan hits mereka. Suasana makin semarak saat Soneta mengusung lagu Adu Domba, yang seolah mewakili kondisi saat ini. Ketika, para politikus menggunakan segala cara untuk meraih kekuasaan, termasuk mengadu domba keluarga lawan politik.
Di tengah kampanye, beberapa warga yang tampak setia mengikuti acara itu, mengaku bahwa mereka telah berketetapan hati untuk memilihi SOHE. Seorang warga Martapura, Romlah (46) mengatakan bahwa dia yakin warga Martapura akan memilih SOHE. “Kami telah sepakat. Kami tahu betul bagaimana Pak Syahrial, dan kami tahu betul jasa-jasanya yang telah menyejahterakan masyarakat,” kata perempuan ini.
Sanusi, yang mengatakan bahwa SOHE merupakan milik semua golongan, mengatakan bahwa SO itu merupakan sosok yang loyal kepada rakyat. Sedangkan Helmy, memiliki banyak gagasan cemerlang. Apabila keduanya bersatu, dia berkeyakinan Sumsel bakal lebih maju daripada saat ini dan rakyatnya akan lebih sejahtera.*

Pemimpin Religius dan Pembangunan Mental

PKS sudah turun melakukan penyelidikan terhadap tuduhan-tuduhan itu. Hasilnya, semua tidak terbukti, semua fitnah. Mohon Saudara-saudaa tidak terpengaruh fitnah-fitnah itu. Tifatul Sembiring
Presiden PKS

KEPEMIMPINAN H Syahrial Oesman (SO) selama lima tahun terakhir (2003-2008) dinilai telah membawa pencerahan di bidang keagamaan. Hal ini dinilai berkat sikap religius SO dan perhatiannya terhadap pembangunan mental spiritual, yang seimbang dengan bidang fisik material.
Pesan ini disampaikan Majelis Taklim dan KBIH Ahlussunnah wal Jamaah, dalam surat dukungan yang diberikannya kepada SO-H Helmy Yahya (SOHE). Menurut Pembina Yayasan Ahlussunnah wal Jamaah, KH Cek Ujang bin H Hasan Syukur, majelisnya sangat terkesan pada kepemimpinan SO selama ini.
SO dinilai sangat memerhatikan pembangunan mental. Antara lain, memberangkatkan warga miskin, para kiai, ustaz dan ustazah, ke Tanah Suci Mekkah, setiap tahun. “Bukan hanya mendekati Pilkada untuk menarik simpati. Beliau (SO) sudah membantu umat yang ingin mencukupkan Rukun Islam kelima ini sejak menjabat sebagai gubernur, tahun 2003 lalu,” kata Cek Ujang, beberapa hari lalu.
Cek Ujang juga mengatakan bahwa pihaknya selama ini selalu memantau kebijakan SO di bidang keagamaan. Dan, semua itu memberikan manfaat yang sangat positif. Salah satunya, alokasi dana APBD untuk bidang pendidikan agama, yang dimulai dari sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah, baik pertama maupun atas.
“Kami menilai, Pak Syahrial sudah meletakkan fondasi yang kuat pada pembangunan keagamaan di daerah ini. Alokasi dana di bidang pendidikan itu sangat signifikan untuk membangun mental spiritual yang baik sejak dini,” kata Cek Ujang.
Hubungan Pemprov Sumsel di bawah SO dengan institusi keagamaan, terutama Majelis Ulama Indonesia (MUI), juga dinilai sangat baik. Hal ini sangat berguna untuk meminimalkan kemaksiatan. Antara lain, kata Cek Ujang, kerja sama antara Pemprov Sumsel dengan MUI untuk mencekal artis yang potensial menyebarkan pornoaksi dan pornografi.
“Insya Allah, pembangunan yang sudah baik ini, dapat berjalan lebih baik lagi selama lima tahun mendatang. Ke depan, mungkin lebih banyak lagi hal yang akan beliau lakukan untuk meneruskan program-program yang akan membawa rakyat Sumsel sejahtera, menjadikan Sumsel aman dan tenteram,” kata ulama kharismatis ini.
Kepedulian SO terhadap pembangunan di bidang mental spiritual ini tidak terlepas dari pembawaannya yang semakin hari semakin religius. Sebagai manusia biasa, SO sangat mungkin pernah berbuat khilaf. Namun, semakin hari, dia terlihat semakin
“akrab” dengan sejadah dan masjid.
Perasaan sebagai insan yang kecil dan tak berdaya itu semakin tampak pada dirinya, saat pulang dari menunaikan ibadah umrah, tahun 2007 lalu. Kepada wartawan, kala itu SO menceritakan pengalamannya saat ke Jabal Nur.

Utamakan Berjemaah
“Sungguh, saya merasa sangat kecil. Kita manusia ini tidak ada apa-apa dibanding kekuasaan Yang Maha. Saya juga tak dapat membayangkan bagaimana kekuatan Aisyah, yang selama beberapa hari harus naik turun bukit yang sedemikian tinggi itu. Aisyah yang sedang mengandung, setiap pagi dan sore mengantarkan makanan untuk Rasulullah. Subhanallah,” katanya.
Perasaan sebagai insan yang tak berdaya di hadapan sang Khalik itu tidak hanya disampaikannya lewat perkataan. Seorang staf di Pemprov Sumsel, menyampaikan kesaksiannya pada suatu peristiwa di ruang rapat ketika SO masih menjabat sebagai gubernur.
“Terdengar suara azan ashar. Pak Syahrial, seperti halnya semua orang, menghentikan pembicaraan selama azan berkumandang. Beliau juga mulai melepas cincin dan arloji. Usai azan, beliau minta izin keluar. Sekitar sepuluh menit kemudian, Pak Syahrial masuk ruangan. Kami melihat sisa wudhu di rambut dan wajahnya,” kata staf ini.
Itu merupakan salah satu cara SO mencontohkan perilaku baik lewat perbuatan. Dia juga mengajak semua stafnya yang muslim untuk tidak menunda-nunda salat sekalipun dalam perjalanan. Dalam banyak kunjungan, SO mampir ke masjid untuk menunaikan salat. Tak jarang, dia mengambil prakarsa sebagai imam.
Keutamaan salat berjemaah ini juga selalu disampaikannya dalam banyak kesempatan. “Memakmurkan rumah Allah itu merupakan kewajiban semua umat muslim. Jangan hanya pembangunannya yang dimakmurkan. Kalau hanya bantu semen, marmer, dan sebagainya tanpa diimbangi dengan kebersamaan untuk berjemaah, suatu ketika akan terjadi kondisi, tiang (masjid) lebih banyak daripada jemaahnya,” kata SO.

Jangan Percaya Fitnah
SIKAP religius SO merupakan salah satu pertimbangan penting yang diambil Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk menjadi salah satu partai pengusungnya. Parpol yang hingga kini terkenal menerapkan konsep amar makruf nahi munkar secara kaffah ini juga sangat peduli terhadap sikap dan moral tokoh yang didukungnya.
Akhir-akhir ini, banyak isu negatif yang dilontarkan lawan politik terhadap SO. “Kami mendengar banyak fitnah yang dilontarkan terhadap Pak Syahrial. Saudara-saudara, PKS sudah turun melakukan penyelidikan terhadap tuduhan-tuduhan itu. Hasilnya, semua tidak terbukti, semua fitnah. Mohon Saudara-saudaa tidak terpengaruh fitnah-fitnah itu,” kata Presiden PKS, Tifatul Sembiring, saat berkampanye untuk SOHE DI Lapangan Parkir Bumi Sriwijaya, Selasa (19/8).
Soal kepemimpinan dalam pandangan Islam, juga dilontarkan Raja Dangdut, Rhoma Irama, saat berkampanye di Lapangan KONI Martapura, OKU Timur, Rabu (20/8). Menurut Rhoma, SOHE yang pada Pilkada ini bernomor urut 2, memenuhi empat kriteria pemimpin. Yaitu, sidik, amanah, tabligh, dan fatonah.
Bukan hanya tokoh, seperti Cek Ujang, Tifatul Sembiring, dan Rhoma Irama yang punya pandangan yang demikian. Kesan ini melekat di hati banyak warga Sumsel.*

Selasa, 19 Agustus 2008

Video Kampanye SOHE



SELAMA masa kampanye ini, Anda yang tidak menyaksikan secara langsung kampanye pasangan SOHE dapat mengakses www.youtube.com/user/jagatmelayu, dan Anda akan mendapatkan klip video maupun klip foto teraktual selama proses kampanye ini. Atua Anda dapat mengakses www.hsyahrialoesman.blogspot.com buat mendapatkan informasi cepat, selain di media cetak terbitan Palembang tentunya. Selamat berdemokrasi damai. SOHE jaya, rakyat jaya!

Puluhan Ribu Warga Palembang Ekspresi Cinta Pada SOHE







PULUHAN ribu warga Palembang mendatangi kampanye pertama pasangan SOHE di lapangan parkir Bumi Sriwijaya, Palembang, Selasa (19/08/2008). Selain dihadiri pasangan Syahrial Oesman-Helmy Yahya, kampanye yang menghadirkan raja dangdut Rhoma Irama ini menampilkan jurkam Presiden PKS Tifatul Sembiring, pimpinan dan tokoh parpol lokal seperti Adjis Saip dan Kemas Syarkowi Wijaya. Puluhan ribu massa itu merupakan ekspresi kecintaan mereka pada SOHE.*

Pelangi SOHE di Lapangan Parkir Bumi Sriwijaya Palembang







PULUHAN ribu warga Palembang mendatangi kampanye pertama pasangan SOHE di lapangan parkir Bumi Sriwijaya, Palembang, Selasa (19/08/2008). Selain dihadiri pasangan Syahrial Oesman-Helmy Yahya, kampanye yang menghadirkan raja dangdut Rhoma Irama ini menampilkan jurkam Presiden PKS Tifatul Sembiring, pimpinan dan tokoh parpol lokal seperti Adjis Saip dan Kemas Syarkowi Wijaya.

Biodata Yahya Bahar



Biodata Yahya Bahar

Lahir : Tebingtinggi, 11 Desember 1926

Pendidikan Umum :

* HIS
* MULO -B
* SMA EXTENSION
* Fakultas Hukum Extension (Tk. Persiapan)

Keluarga :

* Istri : Nuraini BA

* Anak :
1. Mayjen (Purn) Zen Maulani (anak)
2. Dr.Yulia Farida Jahja
3. Drs.Ferry Yahya, MS.c
4. Dr.Yordian Yahya
5. Yuanita Jahja, SH



Pendidikan Militer :

* Latihan Kemiliteran Jepang
* Pendidikan Khusus Instruktur infantri
* Kursus Perwira Lanjutan Dua (Angkatan I)
* S.S.K.A.D
* Kursus Dosen Kewiraan (Lemhanas)
* Penataran P-4 Tingkat Nasional

Sejarah Penugasan :

* Komandan Kompi
* Kepala Biro Pengajaran Sekolah Kader Infantri
* Komandan Sekolah Kader Infantri
* Komandan Batalyon
* Komandan Task Force
* Komandan Daerah Operasi Pesisir Selatan Sumbar
* Komandan Battle Training Centre Sumatera Selatan
* Asisten II Kodam IV Sriwijaya
* Komandan Brigade 8
* Wakil Kepala Staf Kodam IV/Sriwijaya
* Dan Rindam IV/Sriwijaya
* Wakil Direktur Pengkajian Lemhanas
* Penugasan Studi Perbandingan KRA Lemhanas ( Singapura , Malaysia , India , Thailand , Philipina , Korea Selatan, Jepang , Australia dan Newzeland)
* Koordinator Dosen Kewiraan Sumatera Selatari
* Anggota Dewan Pertimbangan Gokar
* Ketua Legiun Veteran Sumatera Selatan
* Anggota DPR-MPRRI Unsur Pimpinan FKP DPRRI

Yahya Bahar Telah Berpulang





YAHYA Bahar, tokoh veteran Sumatera Selatan meninggal dunia pada Selasa (19/06/2008) dini hari sekitar pukul 04.00 dalam usia 81 tahun. Sepanjang hari, hujan turun menyambut kepulangan tokoh pejuang 1945 ini.

Yahya Bahar dilahirkan di Tebingtinggi, Kabupaten Empat Lawang, Sumsel, pada 11 Desember 1926.

Brigjen (Purn) Yahya Bahar berpulang di rumahnya di Jalan Mayor Ruslan, Palembang. Jenazah dimakamkan selepas salat lohor di makam Pahlawan Jalan Jenderal Sudirman Palembang.

Menjelang Pemilukada Sumsel 2008-2013 nama Yahya Bahar sempat mencuat lantaran salah satu pasangan calon membuat iklan atau berita mengenai sosok dirinya yang mendukung pasangan tersebut. Akibatnya Yahya Bahar down dan jatuh sakit. Alasannya, menurut istrinya, Nuraini, berita atau iklan itu tanpa konfirmasi dahulu dengan dirinya.

Yahya Bahar meninggal seorang istri, Nurani, dan empat anak Mayjen (Purn) Zen Maulani, Dr.Yulia Farida Jahja, Drs.Ferry Yahya, MS.c, Dr.Yordian Yahya, serta Yuanita Jahja, SH.

SOHE mengucapkan belasungkawa atas berpulangNya Yahya Bahar, dan semoga segala perjuangannya dan pemikirannya dapat terus menjadi api semangat rakyat Sumsel menuju kesempurnaan hidup, baik di dunia maupun di akhiurat.*

Senin, 18 Agustus 2008

SOHE Pertahankan Gagasannya







BILA sebelumnya banyak orang meragukan kepiawaian pasangan SOHE melakukan debat terbuka kandidat pemimpin Sumsel 2008-2013, ternyata tidak terbukti. Justru pada debat kandidat yang digelar KPUD Sumsel bekerjasama dengan TV One di Hotel Novotel, Jalan R. Sukamto, Palembang, Senin (18/08/2008), pasangan SOHE tampak lebih siap dan elegan berdebat saat melawan pasangan Aldy (Alex Noerdin-Eddy Yusuf).*

Debat SOHE yang Elegan







BILA sebelumnya banyak orang meragukan kepiawaian pasangan SOHE melakukan debat terbuka kandidat pemimpin Sumsel 2008-2013, ternyata tidak terbukti. Justru pada debat kandidat yang digelar KPUD Sumsel bekerjasama dengan TV One di Hotel Novotel, Jalan R. Sukamto, Palembang, Senin (18/08/2008), pasangan SOHE tampak lebih siap dan elegan berdebat saat melawan pasangan Aldy (Alex Noerdin-Eddy Yusuf).*