Menanggulangi Bencana di Indonesia
BENCANA alam memang tak pernah henti-hentinya menghantam negeri Indonesia. Banjir bandang, angin puting beliung gempa bahkan tsunami adalah beberapa contoh dari bencana alam yang kerap melanda masyarakat. Sebagai bentuk bagian antisipasi terhadap penangulangan bencana alam yang bakal terjadi di depan mata, Pemerintah Provinsi di bawah kepemimpinan Gubernur Syahrial Oesman, telah membentuk suatu posko terpadu bernama Sriwijaya Crisis Center (SCC). Program SCC yang menggunakan dana APBD Sumsel itu direncanakan akan ditempatkan di Kompleks Kanwil Dephub Bandara SMB II Palembang. Meski didirikan di Provinsi Sumsel tetapi SCC optimistis siap menjadi pusat penangulangan bahaya bencana regional untuk kawasan Sumatera Bagian Selatan . Lampung, Jambi, Bengkulu, dan Bangka Belitung.
Maret 2007 lalu di depan wartawan se- Sumsel, Gubernur Syahrial Oesman mengemukakan bahwa ada beberapa kader yang dipersiapkan untuk mendukung terlaksananya SCC. Antaralain datang instansi Dinas Kesejahteraan Sosial (Diskesos), Tim Sar, Dinas Perhubungan (Dishub), Dinas Kesehatan (Diskes) dan organisasi Palang Merah Indonesia (PMI). “Jadi seluruh kader penangulangan bencana itu diharapkan mampu saling koordinasi jika nanti ada bencana tingkat regional,”kata Syahrial saat itu.
Bangunan Eks kanwil Dephub itu jelas Syahrial selain direhab kembali juga akan dibangun lagi terdiri dua lantai. Fungsinya adalah untuk lokasi kamp peralatan penangulangan bencana. “ Sengaja kita pilih areal SCC di seputara eks Kanwil Dephub ini karena lebih memudahkan untuk mobilisasi apabila bencana datang,”ungkapnya.
Sejauh ini kata Syahrial pusat penangunalangan bencana baru ada di Sumatera Utara dan Sumsel. Sementara itu untuk Sumsel telah memiliki beberapa peralatan pendukung seperti tenda lapangan, mobil lapangan, mobil ambulans, sarana penjernih air, rumah sakit lapangan, tenda pleton, perahu karet, perahu dolphin, mobil dapur dan sarana umum berupa kendaraan pertolongan.
Data Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel menyebutkan total kader yang akan dikerahkan guna mendukung realisasi SCC antaralain 61 kader meliputi siaga 11 orang, identifikasi korban 20 orang untuk pubic save center (PSC, 15 orang anggota brigde siasa bencana (BSB, dan 15 orang untuk PMI).
Terhadap dukungan terhadap SCC, Kepala Dinas Perhubungan Sumsel, Sarimuda mengemukakan pihaknya telah mempersiapkan segala hal terkait dengan sector transportasi. Baik udara, darat maupun laut. Bahkan, di sector jalur daratan pihak Dishub telah menyiapkan jalur sector perkeratapian misalnya jalan Palembang – Inderalaya serta pembuatan gerbong kereta api.
“Kita harus tahu dahulu SCC itu tujuan untuk apa. Maka dari itu kita perlu persiapkan beberapa jalur untuk menghindari bencana secara tiba-tiba. Tidak di darat saja, malah kita telah mempersiapkan jalur laut berupa kapal karet, perlengkapan Tim SAR. Jadi SCC memang kita sudah siapkan,”ucapnya.
Persiapan bukan itu saja, sambung Sarimuda pihak bahkan telah mempersiapkan para personil yang terlatih dan terdidik. Di samping itu Dishub juga telah mempersiapkan kebutuhan sarana prasarana evakuasi, peralatan komunikasi.“Pokoknya kita responlah terhadap kebijakan pak Gubernur Syahrial Oesman itu. Visi dan misinya itu kan sudah jelas, “ujarnya.
Menanggapi adanya beberapa daerah di Indonesia yang terkena dampak bencana. Sarimuda menyampaikan, kepedulian serta toleransi social yang diwujudkan oleh Provinsi Sumsel sejauh ini telah teralisasi. “Alhamdulilah provinsi Aceh kena Tsunami kita ikut Bantu, Jogyakarta gempa kita datang kesana, Pagaruyung terbakar Pak Syahrial juga membantu. Soal perhatian Sumsel terhadap bencana ala mini tetap menjadi perhatian,”bebernya.
Hal senada Kepala Dinas Kesejahteraan Sosial (Dinsos) Provinsi Fadjri Nashir mengatakan, SCC merupakan salahsatu cikal bakal untuk mendukung Undang Undang Pusat tentang penangulangan bencana. Fadjri menilai, dengan adanya SCC tersebut maka satu langkah Provinsi Sumsel telah berhasil mendahului kebijakan UU Pusat itu. “ Program Pak Gubernur Syahrial Oesman itu saya lihat sangat tepat. Apalagi SCC ini sangat besar dampaknya terhadap penangulangan bencana baik regional Sumbagsel,”katanya.
Dikatakan Fadjri, pihaknya telah menyiapkan segala sesuatunya dalam mendukung SCC. Persiapan itu antaralain berbentuk kendaraan, kendaraan umum, tangki air, kendaraan lapangan, bus, boot, tenda serta peralatan lainnya . “SCC ini nantinya memiliki system komando. Dinsos sebetulnya di SCC berperan sebagai pendukung dalam hal non makanan,”ungkapnya.
Untuk tahap awalnya lanjut Fadjri, akan ada semacam Posko masing-masing bagian baik Pihak kesehatan, Dishub, dan instansi terkait lainnya.
Terpisah Ketua PMI Sumsel Maphilinda Syahrial juga menambahkan paling tidak melalui SCC akan ada koordinasi dan kerjasama bersama antara pihak TNI, Dinsos, Dishub, Tim SAR, ambulance serta PMI. “Sudah barang tentu PMI sangat besar perannya. Mengapa demikian?. Karena PMI pun sekarang sudah siap menjangkau regional Sumbagsel. Kalau ada bencana di daerah tetangga kita malah siap membantu. Menurut saya itu suatu kewajibanlah bagi PMI,”ujarnya.
Maphilinda menyoroti, dipilihnya Eks Kanwil Dephub Bandara SMB II sebuah keputusan yang tepat. Sebab, lokasinya sangat dekat dengan areal pelabuhan udara atau bandara dan diharapkan penanganan bencana nantinya akan lebih cepat. “Selama ini PMI lebih optimal dalam memberikan bantuan setiap kali ada bencana. Saya berharap terbetuknya SCC kontribusi PMI ke depan akan lebih maksimal lagi,”ucapnya.
Ditanya bagaimana program PMI sejauh ini, Maphilinda menyampaikan berbagai kegiatan telah diupayakan anggota PMI Sumsel. Bahkan sosialisasi pun sudah dilakukan sampai ketingkat cabang-cabang. “Kami berharap PMI di cabang juga ikut membuat ranting PMI,”ujarnya.
Dari hasil pantauan Maphilinda besar harapan keberadaan SCC akan mampu menjadi contoh bagi daerah-daerah Provinsi lainnya. Pasalnya, selain dapat menjadi solusi bagi penanggulangan bencana di Sumsel, SCC akan siap menangani bencana yang terjadi di regional Sumbagsel “ Yang kita lihat Sumsel lebih beruntung dengan memiliki SCC itu. Karena itu masyarakat Sumsel hendaknya wajib menyukurinya,” katanya. [*]
BENCANA alam memang tak pernah henti-hentinya menghantam negeri Indonesia. Banjir bandang, angin puting beliung gempa bahkan tsunami adalah beberapa contoh dari bencana alam yang kerap melanda masyarakat. Sebagai bentuk bagian antisipasi terhadap penangulangan bencana alam yang bakal terjadi di depan mata, Pemerintah Provinsi di bawah kepemimpinan Gubernur Syahrial Oesman, telah membentuk suatu posko terpadu bernama Sriwijaya Crisis Center (SCC). Program SCC yang menggunakan dana APBD Sumsel itu direncanakan akan ditempatkan di Kompleks Kanwil Dephub Bandara SMB II Palembang. Meski didirikan di Provinsi Sumsel tetapi SCC optimistis siap menjadi pusat penangulangan bahaya bencana regional untuk kawasan Sumatera Bagian Selatan . Lampung, Jambi, Bengkulu, dan Bangka Belitung.
Maret 2007 lalu di depan wartawan se- Sumsel, Gubernur Syahrial Oesman mengemukakan bahwa ada beberapa kader yang dipersiapkan untuk mendukung terlaksananya SCC. Antaralain datang instansi Dinas Kesejahteraan Sosial (Diskesos), Tim Sar, Dinas Perhubungan (Dishub), Dinas Kesehatan (Diskes) dan organisasi Palang Merah Indonesia (PMI). “Jadi seluruh kader penangulangan bencana itu diharapkan mampu saling koordinasi jika nanti ada bencana tingkat regional,”kata Syahrial saat itu.
Bangunan Eks kanwil Dephub itu jelas Syahrial selain direhab kembali juga akan dibangun lagi terdiri dua lantai. Fungsinya adalah untuk lokasi kamp peralatan penangulangan bencana. “ Sengaja kita pilih areal SCC di seputara eks Kanwil Dephub ini karena lebih memudahkan untuk mobilisasi apabila bencana datang,”ungkapnya.
Sejauh ini kata Syahrial pusat penangunalangan bencana baru ada di Sumatera Utara dan Sumsel. Sementara itu untuk Sumsel telah memiliki beberapa peralatan pendukung seperti tenda lapangan, mobil lapangan, mobil ambulans, sarana penjernih air, rumah sakit lapangan, tenda pleton, perahu karet, perahu dolphin, mobil dapur dan sarana umum berupa kendaraan pertolongan.
Data Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel menyebutkan total kader yang akan dikerahkan guna mendukung realisasi SCC antaralain 61 kader meliputi siaga 11 orang, identifikasi korban 20 orang untuk pubic save center (PSC, 15 orang anggota brigde siasa bencana (BSB, dan 15 orang untuk PMI).
Terhadap dukungan terhadap SCC, Kepala Dinas Perhubungan Sumsel, Sarimuda mengemukakan pihaknya telah mempersiapkan segala hal terkait dengan sector transportasi. Baik udara, darat maupun laut. Bahkan, di sector jalur daratan pihak Dishub telah menyiapkan jalur sector perkeratapian misalnya jalan Palembang – Inderalaya serta pembuatan gerbong kereta api.
“Kita harus tahu dahulu SCC itu tujuan untuk apa. Maka dari itu kita perlu persiapkan beberapa jalur untuk menghindari bencana secara tiba-tiba. Tidak di darat saja, malah kita telah mempersiapkan jalur laut berupa kapal karet, perlengkapan Tim SAR. Jadi SCC memang kita sudah siapkan,”ucapnya.
Persiapan bukan itu saja, sambung Sarimuda pihak bahkan telah mempersiapkan para personil yang terlatih dan terdidik. Di samping itu Dishub juga telah mempersiapkan kebutuhan sarana prasarana evakuasi, peralatan komunikasi.“Pokoknya kita responlah terhadap kebijakan pak Gubernur Syahrial Oesman itu. Visi dan misinya itu kan sudah jelas, “ujarnya.
Menanggapi adanya beberapa daerah di Indonesia yang terkena dampak bencana. Sarimuda menyampaikan, kepedulian serta toleransi social yang diwujudkan oleh Provinsi Sumsel sejauh ini telah teralisasi. “Alhamdulilah provinsi Aceh kena Tsunami kita ikut Bantu, Jogyakarta gempa kita datang kesana, Pagaruyung terbakar Pak Syahrial juga membantu. Soal perhatian Sumsel terhadap bencana ala mini tetap menjadi perhatian,”bebernya.
Hal senada Kepala Dinas Kesejahteraan Sosial (Dinsos) Provinsi Fadjri Nashir mengatakan, SCC merupakan salahsatu cikal bakal untuk mendukung Undang Undang Pusat tentang penangulangan bencana. Fadjri menilai, dengan adanya SCC tersebut maka satu langkah Provinsi Sumsel telah berhasil mendahului kebijakan UU Pusat itu. “ Program Pak Gubernur Syahrial Oesman itu saya lihat sangat tepat. Apalagi SCC ini sangat besar dampaknya terhadap penangulangan bencana baik regional Sumbagsel,”katanya.
Dikatakan Fadjri, pihaknya telah menyiapkan segala sesuatunya dalam mendukung SCC. Persiapan itu antaralain berbentuk kendaraan, kendaraan umum, tangki air, kendaraan lapangan, bus, boot, tenda serta peralatan lainnya . “SCC ini nantinya memiliki system komando. Dinsos sebetulnya di SCC berperan sebagai pendukung dalam hal non makanan,”ungkapnya.
Untuk tahap awalnya lanjut Fadjri, akan ada semacam Posko masing-masing bagian baik Pihak kesehatan, Dishub, dan instansi terkait lainnya.
Terpisah Ketua PMI Sumsel Maphilinda Syahrial juga menambahkan paling tidak melalui SCC akan ada koordinasi dan kerjasama bersama antara pihak TNI, Dinsos, Dishub, Tim SAR, ambulance serta PMI. “Sudah barang tentu PMI sangat besar perannya. Mengapa demikian?. Karena PMI pun sekarang sudah siap menjangkau regional Sumbagsel. Kalau ada bencana di daerah tetangga kita malah siap membantu. Menurut saya itu suatu kewajibanlah bagi PMI,”ujarnya.
Maphilinda menyoroti, dipilihnya Eks Kanwil Dephub Bandara SMB II sebuah keputusan yang tepat. Sebab, lokasinya sangat dekat dengan areal pelabuhan udara atau bandara dan diharapkan penanganan bencana nantinya akan lebih cepat. “Selama ini PMI lebih optimal dalam memberikan bantuan setiap kali ada bencana. Saya berharap terbetuknya SCC kontribusi PMI ke depan akan lebih maksimal lagi,”ucapnya.
Ditanya bagaimana program PMI sejauh ini, Maphilinda menyampaikan berbagai kegiatan telah diupayakan anggota PMI Sumsel. Bahkan sosialisasi pun sudah dilakukan sampai ketingkat cabang-cabang. “Kami berharap PMI di cabang juga ikut membuat ranting PMI,”ujarnya.
Dari hasil pantauan Maphilinda besar harapan keberadaan SCC akan mampu menjadi contoh bagi daerah-daerah Provinsi lainnya. Pasalnya, selain dapat menjadi solusi bagi penanggulangan bencana di Sumsel, SCC akan siap menangani bencana yang terjadi di regional Sumbagsel “ Yang kita lihat Sumsel lebih beruntung dengan memiliki SCC itu. Karena itu masyarakat Sumsel hendaknya wajib menyukurinya,” katanya. [*]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar