Sabtu, 26 Juli 2008

Pasangan Sohe Unggul Atas Aldy

PASANGAN Syahrial Oesman-Helmi Yahya (Sohe) lebih diminati dibandingkan pasangan Alex Noerdin-Eddy Yusuf (Aldy).

“Berdasarkan survey kami (Puskaptis: Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis) pasangan Sohe unggul dengan angka 50,84% dan Aldy 41,76%. Sementara masyarakat yang belum menentukan saat ditanya namun sudah punya pilihan (pemilih mengambang) pada pilgub 4 september nanti sekitar 7,40%,” kata Husin Yazid, Direktur Eksekutif Puskaptis, di rumah makan Sari Ratu, Minggu (27/07/2008).

Survey tersebut dilakukan Puskaptis sejak 28 Juni -10 Juli 2008, pasangan Syahrial Oesman-Helmi Yahya (Sohe) ternyata paling banyak dipilih oleh 6.455 responden dari 15 kabupaten/kota, di 100 kecamatan dan 436 wilayah kelurahan/desa se-Sumsel. Pasalnya, figure cagub-cawagub yang diusung partai PDIP, PPP, PKS, dan gabungan forum partai Sriwijaya bersatu ([PDI PERJUANGAN, PKS, PPP, PDS, PPD, PBSD, PSI, PNI Marhaein, PPDI, PKPI, PKBP, Partai Pelopor, PPI, PPDK] ini dinilai paling pas. Serta ditopang militansi partai pendukung turut mendorong keunggulannnya. Hal ini dapat terlihat dari pilgub Jateng dan Jatim sebagaimana Puskaptis lakukan.

Husin Yazid mengungkapkan hasil survey ini menunjukkan posisi calon incumbent (Syahrial Oesman) setelah dideklarasikan berpasangan dengan Helmi Yahya meningkat signifikan. Survey Puskaptis yang ketiga kalinya ini dilakukan akhir Juni hingga awal Juli juga terekam potensi masyarakt yang tak menggunakan hak pilihnya (golput) sekitar 27% dari seluruh mata pilih di 15 Kabupaten/Kota.

Pengalaman, track record, jiwa inovasi dan visioner, asal profesi dan pasangan calon menjadi pertimbangan masyarakat Sumsel dalam memilih gubernur dan wakil gubernur (Wagub) di pilgub 4 September nanti. Latar belakang itu menentukan kapaistas, kapabilitas, kompetensi, profesionalisme, integritas cagub dan cawagub untuk membuat pembangunan berkelanjutan di Sumsel,”papar Husin, kemarin.

Menurutnya, potensi tersebut bakal mempengaruhi kebijakan menjalankan roda pemerintahan. Selain itu, masyarakat juga menilai potensi, pengalaman, dan latar belakang calon dapat mendongkrak kesejahteraan masyarakat untuk lima tahun kedepan. Latar belakang mereka dinilai menentukan tingkat popularitas.

Sehingga lanjut dia, hal itu juga menentukan pilihan responden pada pasangan calon. Dalam survey ketiga Puskaptis tersebut menggunakan teknik stratefied random sampling. Dalam survey juga terungkap pasangan birokrat-sipil (entertaiment) diminati responden sebesar 65% dibandingkan pasangan birokrat-birokrat yang hanya mencapai 35%, dikarenakan pasangan birokrat-entertaimen dapat lebih bersinergi dalam menjalankan dan membuat terobosan-terobosan.

Dia mengatakan kemampuan menciptakan keberlanjutan pembangunan, dan kemampuan berinovasi, membuat perubahan dan pembaharuan yang menunjang pembangunan wilayah, menjadi alasan responden memilih cagub birokrat-sipil. Sebab, birokrasi dinilai lebih memahami tata aturan pemerintahan atau birokrasi pemerintahan. Yang terpenting, sambungnya, responden menilai pasangan ini mmapu menggali potensi wilayah yang diperuntukan untuk kesejahteraan masyarakat. Lebih jauh masyarakat Sumsel menginginkan figur yang visioner, hal ini tergambar pada pasangan Sohe.

Pengalaman Puskaptis dalam melakukan survey, kajian komprehensif, dan quick count (hitung cepat) yang sama dengan hitungan yang dikeluarkan oleh KPUD diantaranya. Kelompok Cagub/Cawagub DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Kelompok Bupati/Walikota yang terakhir di Provinsi Sumatera Selatan Kota Lubuk Linggau, Kota Pagar Alam, Kota Prabumulih, Muara Enim, dan Kota Palembang.*



Mempersatukan dan Menyelamatkan Wong Miskin di Sumsel






SEBANYAK 500 ribu pengangguran dan orang miskin di Sumsel pada 2,5 bulan ke depan ditargetkan menjadi produktif atau memiliki penghasilan yang mumpuni.
“Target itu sebagai perwujudan kami buat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sumsel. Kita targetkan 2,5 tahun, sebanyak 4 juta rakyat Sumsel berubah menjadi sejahtera, sementara target 2,5 bulan ini sebanyak 500 ribu pengangguran memiliki pekerjaan,” kata Sein Harris Sanusi, direktur Utama PT Bandar Sriwijaya, kepada pers, di sela-sela pelatihan terhadap 40 orang calon pembina ekonomi kerakyatan, di kantornya Jalan Sumpah Pemuda, Palembang, yang berlangsung dua hari (25-26/07/2008).
Menurut Sanusi, mereka yang ikut ini tidak dilihat dari kepentingan politik, agama, apalagi suku, “Setiap orang Sumsel boleh bergabung, dan kita lebih mengutamakan para pengangguran dan kaum miskin, sebab kita ini bentuknya membuka lapangan pekerjaan baru,” kata Sanusi.
Dalam mewujudkan tujuan tersebut, PT Bandar Sriwijaya bekerjasama dengan Usaha Sosial Produktif Indonesia (USPI), sebuah lembaga mengembangkan konsep pemberdayaan ekonomi berbasis rakyat miskin. Lembaga ini sudah melakukan proyek serupa di Jawa Timur dengan melibatkan 1,7 juta petani. “Tapi Sumsel merupakan pilot project yang lebih besar di Indonesia,” kata Sanusi.
Menurut Sanusi, yang juga ketua tim pemenangan pasangan Syahrial Oesman-Helmy Yahya, mengatakan permodalan yang akan diberikan dalam proyek tersebut bukan dari pemerintah, “Modalnya justru dari produsen dan konsumen,” ujar Sanusi.

Wong Miskin Bersatu
Menurut Mudito Samsunarto, Ketua Umum USPI, modal utama dari proyek ini yakni menyatukan kelemahan para orang miskin, “Dari kelemahan yang disatukan diproses menjadi sebuah kekuatan,” katanya. “Tepatnya kita akan mewujudkan masyarakat miskin Sumsel, yang selama ini ditempatkan sebagai konsumen pasif menjadi konsumen produktif. Artinya, mereka belanja, tapi juga menghasilkan,” ujar Mudito.
Apa itu mungkin? Menurut Salman, pembina senior dariUSPI, cara ini sangat mungkin sebab selama ini konsumen membayar besar sebuah produk bukan semata berdasarkan biaya produksi, tapi juga membayar biaya promosi dan jasa penyalur. “Rakyat miskin akan menjadi konsumen yang mengonsumsi dengan harga pabrik. Sebab ke depan, kita juga akan membangun mall, supermarket, pasar tradisional, yang dikelola dan dimiliki secara bersama oleh para konsumen,” kata Salman.
Dari mana modal buat membangun mall atau supermarket? “Ya, dana dari bank, sebab jaminannya sekian ratus ribu atau sekian juta konsumen yang dilindungi badan hukum seperti koperasi. Bank mana yang tidak mau?” ujarnya. Selanjutnya Salman menjelaskan ada beberapa yang sudah bekerjasama, dan ada delapan bank yang mau mengajak kerjasama, “Semua bank itu ada di Sumsel,” katanya.
Dengan pola ini, kata Salman, konsumen saat berbelanja tidak membuang uang justru menyimpan uangnya. Misalnya konsumen membeli sebuah sepeda motor seharga Rp10 juta, saat dia membeli dengan cash di agen milik jejaringan USPI, dia sudah punya simpanan berupa kredit sebesar Rp6 juta. Kenapa? Sebab Rp6 juta itu diambil dari biaya promosi dan jasa penyalur yang sudah tergantikan.

Hambatan
Apakah tidak ada hambatan? Menurut Mudito, hambatan jelas ada, terutama menyakinkan kepada masyarakat miskin, “Sebab saat ini susah menyakinkan seseorang yang akan diberikan sesuatu dengan mudah atau gampang. Kita sudah biasa diperas atau dipersulit oleh para pemodal besar. Sudah biasa ditindas, sih. Tapi, saya percaya, para pengangguran dan orang miskin akan mau bergabung sebab mereka tidak rugi. Kalaupun mereka tidak bergabung mereka tetap miskin dan menganggur, kalau bergabung kemungkinan perubahan hidup lebih baik akan terbuka.”
Di sisi lain, hambatan mungkin muncul tidak adanya dukungan dari pemerintah, lantaran lebih berpihak pada kekuatan pemodal besar.
“Ini semua kembali kepada kehendak Allah, kita hanya berusaha seperti yang diperintahkanNya,” kata Mudito.*

Keterangan Foto: 1. (Atas): Sein Harris Sanusi, direktur utama PT Bandar Sriwijaya, 2. (Tengah) Mudito Samsunarto (Ketua Umum USPI), 3. (Bawah) Salman, pembina senior USPI.

Jumat, 25 Juli 2008

Puluhan Organ Pendukung SOHE dapat Pelatihan Ekonomi






SEKITAR 70 orang perwakilan dari organ-organ pendukung pasangan Syahrial Oesman-Helmy Yahya yang berasal dari 15 kabupaten dan kota di Sumatera Selatan, mendapatkan pelatihan pengembangan ekonomi USPI (Usaha Sosial Produktif Indonesia) di Jalan Sumpah Pemuda, Palembang. Menurut Ketua Tim Pemenangan SOHE, Zein Harris, pelatihan selama dua hari, 25-26 Juli 2008, itu sebagai salah satu langkah guna memberdayakan ekonomi rakyat kecil di Sumsel dalam mengantisipasi berkembangnya proses pasar modern. "Selama ini rakyat hanya sebagai konsumen yang merugi. Pelatihan USPI ini, bagaimana rakyat kecil menjadi konsumen yang produktif," katanya.*

Kamis, 24 Juli 2008

Jaya Suprana Yakin Sohe Menang

BUDAYAWAN Jaya Suprana yakin pasangan Syahrial Oesman-Helmy Yahya akan menang dalam Pilkada Sumsel 2008-2013.
“Negara ini butuh orang popular buat membangun karisma, tapi juga butuh orang yang tahu manejemen. Saya lihat gubernur kalian ini (Syahrial Oesman) manejemennya bagus. Helmy popular. Kan cocok. Seperti Rano Karno dengan pasangannya,” kata Jaya Suprana seusai menjadi pembicara dalam Konferensi International Matematika XIV di kampus Pascasarjana Universitas Sriwijaya, Bukit Besar, Palembang, Kamis (24/07/2008).

Sebelumnya Jaya Suprana memuji kemajuan yang telah diraih Palembang (Sumsel). “Airport anda itu bagus. Jauh bila dibandingkan dengan airport lainnya, seperti Jakarta dan Batam. Palembang kok bisa bersih, hebat nian. Ini membuktikan kebesaran Sriwijaya,” katanya.*

Helmy Yahya Tampil dalam Konferensi Matematika Nasional XIV


SEJAK mencanangkan dirinya sebagai calon wakil gubernur Sumsel 2008-2013, Helmy Yahya, selalu tampil di berbagai seminar dan diskusi. Kamis (24/07/2008) siang, dia tampil dalam Konferensi Matematika Nasional XIV di kampus Pascasarjana Universitas Sriwijaya, Bukitbesar, Palembang.
Di hadapan seribuan peserrta konferensi yang sebagian besar adalah guru, mahasiswa, dan dosen, dari berbagai daerah di Indonesia, Helmy Yahya sekali lagi meminta para mereka yang memiliki banyak ilmu pengetahuan untuk mandiri. “Jangan sudah sekolah pintar-pintar, eh, akhirnya berebut menjadi PNS. Ya, cobalah dengan ilmu pengetahuan yang dimiliki kita mampu membuat usaha sendiri. Sebab inti persoalan di Indonesia adalah lapangan pekerjaan,” kata Helmy. Para peserta, siang itu, tampak segar lantaran Helmy membawakan pemikirannya melalui contoh-contoh yang dekat dan lucu. Pada saat maupun setelah memberikan wejangan pemikirannya, para peserta selalu sibuk memotretnya, terutama kaum perempuan.*

Helmy Yahya Temui Pendukungnya di Tanggatakat dan 12-13 Ulu




TIADA hari tanpa menyapa warga Sumsel, itulah yang dilakukan calon wakil gubernur Sumsel 2008-2013 Helmy Yahya. Kamis (24/07/2008) sore Helmy Yahya bersua dengan para pendukung Syahrial Oesman-Helmy Yahya di Simpang Tangga Takat, Plaju, dan perkampungan 12, 13 Ulu Palembang. Seperti biasanya, para pendukungnya berebut berfoto bersama.*

Helmy Yahya Bertemu Ulama dan Aktifis PKS Tanjungraja






HELMY Yahya, meskipun selebriti, ternyata dia sangat santun dan dekat dengan ulama. Saat berkunjung ke Tanjungraja, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumsel, dia menyempatkan diri bertemu dengan para ulama di sana, dan memaparkan pemikirannya dengan kader PKS setempat.*

Rabu, 23 Juli 2008

Helmy Yahya ke Lapas Tanjungraja, Ogan Komering Ilir, Sumatra Selatan






HELMY Yahya, calon wakil gubernur Sumatera Selatan periode 2008-2013 yang akan mendampingi Syahrial Oesman melakukan kunjungan ke Lapas Tanjungraja, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, Rabu (23/07/2008). Di hadapan ratusan napi, Helmy Yahya memberikan wejangan agar para napi tidak perlu berputus asa. "Setiap orang pernah melakukan kesalahan. Yang penting bagaimana kita bertindak ke masa depan, dan melupakan semua kesalahan, dan meninggalkan semua perbuatan yang melawan hukum. Saat ini kita harus menyiapkan diri menjadi orang yang berguna di tengah masyarakat. Siapa pun dapat mengubah hidupnya, asal dia mau bekerja keras, dan Tuhan akan memberikan jalan yang terbaik bagi kita," kata Helmy, yang disambut tepuk tangan yang meriah. *

Kami Nak yang Lamo Tula

SUASANA di Pasar Simpang Sungki dan Pasar Kertapati, Palembang, sempat “heboh”. Para pedagang dan pembeli di kedua pasar itu sejenak mengalihkan perhatian dari aktivitas jual beli saat dikunjungi Calon Gubernur Sumsel, H Syahrial Oesman (SO), Rabu (23/07/2008).
SO, yang mengenakan kemeja batik model santai, berkeliling di pasar dan menyalami semua pedagang dan calon pembeli di pasar itu. Dia menyempatkan diri berdialog, saat warga yang dijumpainya mengajak berbicara. Sebagian pedagang mengacung-acungkan tangan, dengan jari telunjuk dan jari tengah terbuka.
“Pak, mampir dulu ke rumah,” kata Surya, perempuan paruh baya yang sedang berbelanja.
“Ya, nanti. Insya Allah,” kata SO menanggapi ajakan itu.
Pada kesempatan lain, seorang perempuan muda yang menjinjing dua plastik hitam berisi barang belanjaan, “menghadang” SO. Perempuan itu lalu menyodorkan salah satu kantung yang dibawanya.
“Pak, makan pisang dulu,” katanya.
“Ya, terima kasih,” jawab SO.
“Makan dulu, Pak,” kata warga ini sambil membuka kantung plastik yang dibawanya.
Melihat ini, SO pun memetik sebuah pisang putri dari sisirannya. Warga yang menawarkan pisang pun menampakkan wajah gembira. “Terima kasih, Pak. Semoga bapak tambah sehat,” katanya.
Antusiasme warga kawasan Kertapati dan sekitarnya terhadap kedatangan SO tampak sangat tinggi. Beberapa warga berlari-lari kecil, sehingga posisinya berada di depan SO. Kemudian, dengan HP-nya, warga memotret mantan sekaligus calob gubernur ini.
Seorang pedagang yang menggelar lapak hamparan di dekat muara Simpang Sungki, berlari-lari kecil sambil mengusap-usap telapak tangan kanannya. “Tangannya hangat, hangat. Betul, itu tadi Pak Syahrial,” katanya kepada pedagang lain.
Orang yang diajak bicara pun meninggalkan lapaknya dan mengejar rombongan SO. Bersama warga lain, mereka berebut menyalami peraih Bintang Mahaputera Utama saat masih menjabat sebagai Gubernur Sumsel itu. Beberapa warga, tampaknya tidak puas hanya dengan bersalaman. Ada di antara mereka yang menepuk bahu, ada pula yang mengusap-usap punggung suami Hj. Maphilinda Syahrial Putri Gumay ini. Bahkan, seorang perempuan pedagang tampak gemas dan mencubit lengan SO.
“Pak, tolong jangan gusur kami,” kata beberapa pedagang.
“Digusur? Justru harus kita bagusi ini. Yang penting itu, semua dapat rezeki, dapat mencari makan,” kata SO, yang sengaja menghentikan langkahnya, dan melihat-lihat kondisi para pedagang ini.

Dinikmati Rakyat Bawah
SO yang berkunjung tanpa pengawal, baik mobil patroli jalan raya (PJR) maupun motor pengawal, itu terkesan sangat santai. Namun, beberapa tokoh masyarakat, tokoh pemuda, dan beberapa unsur paguyuban telah menanti kedatangannya.
Beberapa pedagang yang ditemui mengatakan bahwa sebelumnya mereka telah dikunjungi Helmy Yahya. Mereka mengaku bahwa Syahrial dan Helmy –dikenal dengan sebutan SOHE—sangat pas. “Sikap dan gaya dua orang itu (SOHE) mirip betul. Idak kebesakan (tidak menunjukkan kesan sombong). Pokoknya, kami nak mili yang lamo tula (tak ada tawar-menawar, kami akan memilih gubernur yang lama),” kata seorang pedagang, setelah SO meninggalkan lokasi.
Kedekatan SO dengan masyarakat golongan bawah telah ditunjukkan sejak dia menjabat sebagai Bupati OKU (2000-2003). Hal ini berlanjut hingga dia menjabat Gubernur Sumsel (2003-2008). Hal ini pun diakui tokoh masyarakat Ogan Komering Ulu (OKU) saat kunjungan SO, Minggu (20/7) lalu.
“Pak Syahrial telah sukses membangun Sumsel. Bahkan, rakyat yang berdomisili di pedesaan jelas telah menikmati hasil pembangunan yang dirintis oleh Pak Syahrial. Saya optimistis, SOHE akan terpilih untuk melanjutkan kembali program pembangunan selama lima tahun ke depan. Itu pasti,” kata Hasan, tokoh masyarakat Baturaja.
Hal yang sama disampaikan Ketua DPD Partai Kedaulatan Sumsel, Zaidin. Dia bahkan memprediksi kemenangan SOHE mencapai 75 persen. “Sebab, Pak Syahrial dan Pak Helmy adalah pemimpin yang benar-benar merakyat,” katanya.
Pujian atas ketokohan SOHE disampaikan salah seorang tokoh masyarakat OKU, Andri Widodo. Menurutnya, perpaduan antara SO sebagai pemimpin yang sukses dan sosok Helmy yang merupakan anak muda yang kenyang dengan pengalaman sebagai enterpreneur dan pengusaha, menjadikan pasangan ini sangat ideal.
“Saya kira, kita semua patut mengacungkan jempol untuk SOHE. Saya mengimbau seluruh rakyat Sumsel agar bersatu untuk memenangkan SOHE. Karena , mereka berdua sangat layak menerima kepercayaan untuk menyejahterakan rakyat Sumsel. Itu harapan kami,” kata Andri.*

Selasa, 22 Juli 2008

Pendidikan Berkualitas Bangun Karakter SDM Sumsel

"ANAK-anak adalah masa depan bangsa. Sebagai juru bicara Komisi Perlindungan Anak, saya sangat concernerd dengan masalah ketersediaan pendidikan anak yang berkualitas, kesempatan anak untuk mengembangkan kreatifitas, ketersediaan gizi dan perlindungan hak-hak anak lainnya agar didapatkan tenaga-tenaga terampil, kreatif dan berkarakter untuk membangun Sumsel yang akan datang," kata calon wakil Gubernur Sumsel 2008-2013 Helmy Yahya menyambut Hari Anak Nasional yang jatuh pada hari ini, Rabu (23/07/2008).
Dijelaskan Helmy Yahya, jika dirinya terpilih sebagai pemimpin Sumsel, hal tersebut akan menjadi prioritasnya. "Berpikir masa depan bangsa ini, maka berjuang untuk hak-hak anak pada hari ini," katanya. *

Helmy Yahya: Anak Adalah Segalanya






SAMA seperti Syahrial Oesman, calon wakil gubernur Sumsel 2008-2013 Helmy Yahya juga dekat dengan anak-anak. Setiap kali sosialisasinya di sejumlah daerah di Sumatera Selatan, Helmy Yahya selalu dikurumi anak-anak. Entah diciumnya, diajak "tos", maupun dipeluknya. Bagi Helmy Yahya, anak merupakan segalanya. "Anak-anaklah masa depan bangsa ini dititipkan. Jadi, sudah menjadi kewajiban bagi siapa pun, terutama para pemimpin untuk selalu memikirkan anak. Mulai dari pendidikannya, hingga jaminan hidupnya. Yang lebih penting lagi, saat ini anak-anak juga harus dilindungi dari berbagai bentuk kekerasan," kata Helmy.
Jika dia terpilih nanti, Helmy juga akan memprioritaskan soal pembangunan atau pengembangan sumber daya manusia, yang dirintis dari anak-anak. "Jika kita salah menanamkan nilai, bisa fatal bagai masa depan mereka. Bukan hanya bersifat materi, juga yang bersifat rohani dan pemikiran," kata Helmy yang masa kecilnya dididik orangtuanya untuk selalu belajar, baik ilmu pengetahuan dunia maupun akhirat. *

Senin, 21 Juli 2008

Megawati Soekarnoputri Buka Pelatihan Kaderisasi Nasional TMP

KETUA Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) Megawati Soekarnoputri dijadwalkan akan membuka acara Kaderisasi Nasional Kader Muda Angkatan I, tahun 2008, Taruna Merah Putih (TMP), salah satu organisasi sayap PDI Perjuangan, di kantor Sekretariat DPP PDI Perjuangan, Jl. Lenteng Agung 99, Jakarta Selatan, Selasa (22/07/2008), pukul 09.30 WIB.
Setelah dibuka secara resmi oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, para peserta pelatihan yang secara keseluruhan berjumlah sebanyak 120 orang itu akan diberikan pembekalan-pembekalan kepartaian dari beberapa pimpinan DPP Partai seperti Ketua Deperpu HM Taufiq Kiemas, Sekjen Pramono Anung, dan Tjahjo Kumolo.
Selanjutnya, para peserta akan berangkan ke Grand Pesona Hotel & Resort Kampung Cimande, Bogor hingga 25 Juli mendatang untuk pendalaman-pendalaman materi. “Kita bekali berbagai materi pelatihan kepemimpinan,” jelas Ketua Umum Taruna Merah Putih yang juga merupakan Ketua DPP PDI Perjuangan bidang Pemuda, Mahasiswa dan Olahraga Maruarar Sirait.
Dijelaskannya, pelatihan kaderisasi ini bertujuan untuk membekali kader muda PDI Perjuangan di bawah Bidang Kepemudaan untuk bisa berperan aktif dalam kehidupan masyarakat. “Dengan begitu, pemuda PDI Perjuangan bisa menjadi pendamping dan memberikan pendidikan bagi pemuda di lingkungannya,” ungkapnya.
Ditambahkan oleh Wakil Ketua DPP TMP, Restu, acara ini bertujuan untuk kader muda PDI Perjuangan untuk menghadapi Pemilu 2009. “TMP bertekad untuk meraih suara anak muda pada Pemilu 2009, sehingga akan menambah suara PDI Perjuangan.*

Lagu Jurai Besemah buat SOHE di Youtube

KALAU anda ingin menyaksikan lagu-lagu dari jurai Besemah buat Syahrial Oesman-Helmy Yahya dapat mengakses ke www.youtube.com. Cukup klik www.youtube.com/user/jagatmelayu. Selain lagu-lagu dari jurai Besemah, Anda juga akan mendapatkan klip testimoni para pendukung SOHE dan klip video menarik lainnya.*

TK dan Ayik Dukung Sohe




TAUFIQ Kiemas dan Anwar Fuady siap memenangkan pasangan Syahrial Oesman-Helmy Yahya pada Pilkada Sumsel 2008-2013. Tampak TK dan Ayik--panggilan kecil Anwar Fuady--saat bersua dengan Syahrial Oesman di bandara international Sultan Mahmud Badaruddin II, Jalan Soekarno-Hatta Palembang, Senin (21/07/2008).

TK: Sohe Pasangan Terbaik Bagi Rakyat Sumsel

TOKOH masyarakat Sumatera Selatan yang juga tokoh Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, Taufiq Kiemas, mengatakan pasangan Syahrial Oesman-Helmy Yahya merupakan pasangan terbaik bagi rakyat Sumatra Selatan. Sebab pasangan ini mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat Sumatra Selatan.
“Kita, Sumsel ini, merupakan daerah terkaya di Indonesia. Selama masa kepemimpinan SO (Syahrial Oesman) pengelolaan sumber daya alam dan keuangan berjalan bagus. Ke depan nanti, kondisi ini kian bertambah baik sebab wakilnya adalah Helmy Yahya, seorang akuntan,” kata suami Megawati Soekarnoputri di bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Jalan Soekarno-Hatta, Palembang, Senin (21/07/2008).
“Kita harus percaya, di tangan mereka berdua kemajuan bagi rakyat Sumsel dapat dicapai lebih baik lagi. Sayang kalau Sumsel dikelola oleh mereka yang kurang pas,” tambah Taufiq Kiemas.
Kehadiran Taufiq Kiemas di Palembang yakni terakait perayaan syukuran kemenangan pasangan Eddy Santana Putra-Romi Herton sebagai Walikota dan Wakil Walikota Palembang periode 2008-2013. Pasangan ini diusung PDI Perjuangan dan koalisi sejumlah parpol.

Anwar Fuady Jurkam Sohe
Sementara artis Anwar Fuady, yang berasal dari Sumatera Selatan, siap menjadi juru kampanye pasangan Syahrial Oesman-Helmy Yahya (Sohe).
“Saya siap jadi juru kampanye. Sebagai putra Sumsel saya menilai bahwa pasangan (Syahrial Oesman-Helmy Yahya) adalah pasangan ideal,” kata Anwar Fuady, kepada pers, di sela-sela menyambut kedatangan Taufiq Kiemas.
Menurutnya, khusus dukungan terhadap Helmy Yahya, bukan lantaran Helmy Yahya seorang artis seperti dirinya, melainkan Helmy Yahya merupakan anak muda asal Sumatera Selatan yang berhasil di tingkat nasional dan international dengan modal kecerdasannya.
“Buktinya dia menyelesaikan S2-nya di Miami, Florida, AS, hanya dalam waktu satu tahun. Normalnya kan dua tahun. Sejak SD pula dia selalu mendapat beasiswa hingga menyelesaikan pendidikan di STAN Jakarta,” katanya. “Yang lebih penting Helmy itu pekerja keras. Dia selalu merintis dari bawah. Banyak karya kreatifnya, hingga dia dijuluki sebagai raja kuis,” kata pendiri Gabungan Artis Indonesia (GAN).
Selain itu, Helmy merupakan contoh orang sukses dari keluarga miskin. Kerja keras, kecerdasan, membuatnya meraih berbagai prestasi, katanya.