Sabtu, 06 September 2008

Black Campaign Alex Noerdin Terhadap SOHE




INILAH bukti black campaign yang dilakukan Alex Noerdin-Eddy Yusuf, berupa penyebaran media, selebaran, termasuk media berbau "Islam" kepada masyarakat yang berisi fitnah, hasutan, yang tujuannya membunuh karakter SOHE. Dibagikan selama masa kampanye, dan minggu tenang. Lebih jelasnya dapat dilihat dalam video www.youtube.com/user/jagatmelayu. Dan berikut penjelasan temuan dari Tim Advokasi SOHE di bawah ini:
Inventaris Temuan TIM ADVOKASI SOHE Menjelang Hari- H Pelaksanaan Pilgub Provinsi Sumsel

Temuan TIM ADVOKASI SOHE Menjelang Hari- H Pelaksanaan Pilgub Provinsi Sumsel

1.[Selasa/ 02 September 2008, Belitang (OKU Timur) - Mesuji (OKI)] Selebaran yang berisi Black Campaign terhadap Calon Wakil Gubernur Pasangan SOHE : Helmy Yahya yang berjudul “Ambisi Si- Raja Kuis Helmy Yahya” dan Selebaran yang berjudul “ Wang Tubuk Mesti Dukung SOHE” yang berisi Black Campign terhadap Syahrial Oesman.- Tabloid Hitam Putih yang berisi berita Black Campign, tendesius, dan diskriminatif dengan halaman utama berjudul Syahrial Oesman Akui Berjudi di Genting.
2.[Rabu/ 03 September 2008, Di Seputaran Pasar Cinde] Tas Belanja yang berisi Jam Dinding, Buku Sekolah Gratis Mug/ Gelas, Kain sarung cap Gajah Intan dengan semua wadah/ kotak bergambar Alex Noerdin.
3.[Rabu/ 03 September 2008, Perumahan Taman Ogan Permai Jaka Baring – Palembang] Satu toples berisi buah Kurma dengan tutup toples/ wadahnya bergambar Calon Gubernur Alex Noerdin dan uang senilai Rp 50.000,- di balik tutup toples.




INILAH bukti money politics yang dilakukan Alex Noerdin-Eddy Yusuf, berupa sogokan kepada masyarakat dalam bentuk barang, makanan, dan uang. Seperti kotak kurma ini berisi uang Rp50 ribu yang ditempelkan di balik penutup kotak kurma. Lebih jelasnya dapat dilihat dalam video www.youtube.com/user/jagatmelayu. Dan berikut penjelasan temuan dari Tim Advokasi SOHE di bawah ini:
Inventaris Temuan TIM ADVOKASI SOHE Menjelang Hari- H Pelaksanaan Pilgub Provinsi Sumsel

Temuan TIM ADVOKASI SOHE Menjelang Hari- H Pelaksanaan Pilgub Provinsi Sumsel

1.[Selasa/ 02 September 2008, Belitang (OKU Timur) - Mesuji (OKI)] Selebaran yang berisi Black Campaign terhadap Calon Wakil Gubernur Pasangan SOHE : Helmy Yahya yang berjudul “Ambisi Si- Raja Kuis Helmy Yahya” dan Selebaran yang berjudul “ Wang Tubuk Mesti Dukung SOHE” yang berisi Black Campign terhadap Syahrial Oesman.- Tabloid Hitam Putih yang berisi berita Black Campign, tendesius, dan diskriminatif dengan halaman utama berjudul Syahrial Oesman Akui Berjudi di Genting.
2.[Rabu/ 03 September 2008, Di Seputaran Pasar Cinde] Tas Belanja yang berisi Jam Dinding, Buku Sekolah Gratis Mug/ Gelas, Kain sarung cap Gajah Intan dengan semua wadah/ kotak bergambar Alex Noerdin.
3.[Rabu/ 03 September 2008, Perumahan Taman Ogan Permai Jaka Baring – Palembang] Satu toples berisi buah Kurma dengan tutup toples/ wadahnya bergambar Calon Gubernur Alex Noerdin dan uang senilai Rp 50.000,- di balik tutup toples.

Jumat, 05 September 2008

Warga Palembang Minta Televisi dan Lembaga Survei Diselidiki

WARGA Palembang meminta pihak akademisi dan Dewan Pers, memeriksa sejumlah lembaga survei dan televisi yang menayangkan program penghitungan langsung dalam Pemilukada Sumsel 2008-2013 pada 4 September 2008 lalu. Kenapa? Mereka menilai ada konspirasi antara lembaga survei dengan televisi dan timses seorang calon.
"Wah, kami sangat terkejut. Bukan apa-apa, tampak sekali bahwa acara itu merupakan sandiwara politik tingkat tinggi. Pada Pemilukada Palembang beberapa waktu lalu, kami baru tahu pemenangnya pada sore dan malam hari, itu pun pemenang sementara berdasarkan hitungan cepat dengan mengambil sejumlah contoh TPS. Eh, ini jam 2 sudah selesai, justru ada acara ucapan selamat segala. Apa itu bukan penggiringan opini, sehingga kami dibuat percaya bahwa Pemulikada Sumsel sudah selesai dan pemenangnya sudah ada," kata Sulaiman, warga 3 Ilir, Palembang.
Jadi, acara itu dibuat sedemikian rupa, antara tim pemenangan, televisi, dan lembaga survei, agar kami mempercayai bahwa seorang calon sudah menjadi pemenang. "Kami betul-betul dibuat menjadi bodoh. Seakan teknologi dan ilmu pengetahuan memang tidak dikenal masyarakat Sumsel," imbuhnya.
Sulaiman, menyarankan agar para akademisi dan pihak yang mengurusi media (Dewan Pers atau organisasi pers) untuk melakukan penyelidikan atas dugaan konspirasi ini. "Bila tidak, atau dibiarkan ini akan menjadi preseden buruk bagi dunia politik di Indonesia. Suara rakyat dapat dikalahkan opini melalui media massa. Ini kejahatan yang sungguh luar biasa, yang harus dibongkar," katanya.
Sulastri, warga Bukitkecil, menilai keterlibatan lembaga survei dan televisi justru merusak pelaksanaan Pemilukada Sumsel, "Kami dulu menilai pers itu jujur, tapi peristiwa kemarin membuat kami menjadi bingung. Marah. Tenryata benar, kata orang, itu pers itu bisa merusak sesuatu yang baik, dan merubah sesuatu yang baik menjadi buruk. Hancur bangsa ini," katanya.
Sulastri mengatakan bila nantinya pasangan yang dikatakan mereka menang ternyata kalah, apa mereka tidak akan terpikir akan terjadi kekecewaan para pendukungnya yang kemudian berbuntut chaos. Konflik horisontal. Mereka enak datang dari Jakarta, orang luar, tapi rakyat Sumsel kacau. Ya, aparat hukum atau pihak yang terkait dengan gawean mereka (Dewan Pers dan organisasi wartawan) harus memberi teguran. Diberi sanksi," katanya.
Tanggapan dua warga Palembang itu terkait dengan hitungan cepat yang dilakukan dua lembaga survei yakni Lingkar Survei Indonesia (LSI) dan Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang disiarkan secara langsung melalui stasion televisi Metro TV dan TV One. Persoalan muncul, acara itu dikemas seakaan hasil survei sudah menentukan pemenangnya, padahal survei hanya dilakukan pada sejumlah TPS atau belum final. Bahkan survei itu berbeda dengan survei lembaga lainnya. Selanjutnya televisi itu juga menyiarkan acara ucapan selamat dan siaran perayaan kemenangan. "Demokrasi panggung sandiwara jadinya," kata Sulaiman.*

Konvoi Kemenangan SOHE, Ekespresi Rakyat dan Politik Damai



PERAYAAN puluhan ribu pendukung SOHE berupa konvoi di Palembang, serta beberapa kota lainnya di Sumatera Selatan, seperti Sekayu, Lubuklinggau, dan Muaraenim, seusai salat Jumat (05/09), merupakan ekspresi kemenangan rakyat Sumatera Selatan politik damai.
“Kita merayakan atas keinginan rakyat. Bukan perayaan milik SOHE semata. Ini merupakan kemenangan sejati,” kata Faisal Perdana.“Tapi kemenangan sesungguhnya hingga menunggu hasil akhir yang dilakukan KPUD Sumsel,” lanjutnya.
Menurut Faisal semua pendukung SOHE sampai saat ini masih cinta damai, menjaga ketertiban, dan antikekerasan, meskipun sudah banyak pihak yang memprovokasi pendukung SOHE buat melakukan tindak kekerasan. “Kita menang, kan lucu kalau kita terpancing. Itu justru akan mengurangi simpatik rakyat,” lanjutnya.
Sementara Syahrial Oesman mengatakan semua pendukung SOHE tetap ingat pada Tuhan YME, dan jangan bosan mengucapkan rasa syukur, sebab kemenangan sejati adalah kemenangan yang didukung rakyat dan diberkahi Tuhan YME.
“Untuk sementara kita menang, jadi kita harus menjaga keamanan, ketertiban, hingga penghitungan yang dilakukan KPUD Sumsel berakhir. Cinta, kasih sayang, dan soliditas, dan terus berdoa pada Tuhan dapat mengalahkan segala bentuk kejahatan,” kata Syahrial Oesman.
Para pendukung SOHE pun sepakat untuk tetap menjaga keamanan dan ketertiban. “Kita pihak yang menang, kita terus jaga keamanan. Lucu kalau kita melakukan hal yang tidak dewasa, norak, meskipun pihak lain memancing kami melakukan hal yang tidak bagus,” kata Panda, pendukung dan Timses SOHE dari generasi muda.
Dari Timses SOHE menyarankan bagi para pendukung dan pemilih SOHE, yang ingin tahu apa yang dikatakan dan diinginkan SOHE pascapencoblosan kemarin dapat menyaksikan video pernyataan SOHE di www.youtube.com/jagatmelayu.*

Rabu, 03 September 2008

Sadar Suara Tertinggal, Timses Aldy Sebarkan Kampanye Negatif

SADAR perolehan suaranya jauh tertinggal dari pasangan SOHE (Syahrial Oesman-Helmy Yahya), berdasarkan survei lembaga independen maupun timsesnya, Timses Aldy melakukan kampanye negatif dengan menyebarkan video berisi gambar tentang dugaan Syahrial Oesman bermain judi di Malaysia. Sementara selebaran itu berupa fotocopy surat panggilan dari Polda DKI Jakarta terkait kasus Azwirdhi.
Meskipun tidak ditanggapi masyarakat, para pendukung Aldy yang mengaku menerima sejumlah uang sebagai upah, tetap saja menyebarkan dua alat kampanye negatif tersebut. Akhirnya, lantaran tidak dapat dibiarkan lagi, dua orang yakni lelaki dan perempuan yang menyebarkan selebaran dan video di Pasar Kertapati, Palembang, ditangkap Timses SOHE. Bersama barang bukti mereka dibawa ke kantor polisi setempat pada Rabu (3/9) sore tadi.
Sebelumnya selebaran dan video itu telah menyebar ke masyarakat, bahkan ke sekolah-sekolah yang ada di Palembang.
“Kita sebelumnya telah melaporkan ke Panwaslu dan Polisi. Kita tunggu apakah mereka mempunyai reaksi atau membiarkan saja,” kata Samudera dari Tim Advokasi SOHE.
Sementara timses SOHE yakni Panda mengatakan kini pihaknya melakukan penyisiran di Palembang, guna menangkap dan membersihkan orang-orang yang melakukan penyebaran kampanye negatif itu. “Bukan itu saja, kita juga memburu mereka yang melakukan sogokan kepada masyarakat berupa uang, beras,” kata Panda. “Kawan-kawan di daerah juga melakukan hal yang sama,” sambungnya.*

SOHE Ucapkan Selamat Pada Sjachroedin-Joko Umar Said

PASANGAN Syahrial Oesman-Helmy Yahya (SOHE) mengucapkan selamat atas kemenangan sementara yang diraih pasangan Sjachroedin ZP-MS Joko Umar Said yang diusung PDIP, PIB, PKPI, Sjachroedin ZP-MS Joko Umar Said dalam Pemilukada Lampung 2008-2013 yang digelar hari ini, 3 September 2008.
"Kami mengucapkan selamat, semoga kemenangan sementara ini merupakan kemenangan sebenarnya hingga perhitungan akhir KPUD Lampung, sehingga rakyat Lampung juga merasakan kemenangan yang sama, dan pembangunan wilayah Sumbagsel ke depan berjalan lancar dan sukses," kata Syahrial Oesman.
Syahrial Oesman juga menilai masyarakat Lampung cerdas lantaran tidak mau berspekulasi dengan konsep pembangunan yang baru, sehingga apa yang sudah dijalankan dapat diteruskan atau dilanjutkan.
Pasangannya, Helmy Yahya, juga mengucapkan hal yang sama. "Selamat buat mereka, semoga kemenangan itu menjadi kemenangan rakyat Lampung," kata Helmy Yahya yang menilai karakter budaya dan sosial masyarakat Lampung memiliki kesamaan dengan masyarakat Sumsel.
Seperti diketahui, berdasarkan hitungan cepat yang dilakukan Puskaptis, pasangan Sjachroedin ZP-MS Joko Umar Said yang diusung PDIP, PIB, PKPI, Sjachroedin ZP-MS Joko Umar Said meraih 42,15 suara dari 5.393.610 pemilih, dalam pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur 2008-2013 yang berlangsung hari ini, 3 September 2008.
Menyusul dibawahnya M Alzier Dianis Thabranie-Bambang Sudibyo yang diusung Partai Golkar, PPP, dan PKB dengan 23,31 persen, Zulkifli Anwar-Akhmadi Sumaryanto (PKS & PAN) dengan 14,34 persen, Andy Achmad Sampurna Jaya-HM Suparjo (PBR dan PD) dengan 9,84 persen, Oemarsono-Thomas Azis Riska (PKPB, PPNUI, PPDK, PBB, PNBK, PNIM, Partai Pelopor dan PDS) meraih 4,11 persen, Muhajir Utomo-Andi Arief (independen) meraih 3,35 persen, serta serta Sofjan Jacoeb-Bambang Waluyo Utomo (indepeden) yang meraih 2,30 persen.
Survei ini dilakukan secara ramdom sampling pada 33 kecamatan, 66 desa dan kelurahan atau 330 TPS di 11 Kabupaten/Kota di Lampung.
Menurut Husin Yazid, Direktur Puskaptis, kemenangan atas hitungan cepat sementara ini cukup memengaruhi Pilkada Sumsel yang akan digelar 4 September 2008. "Sebab secara geografis dan sosial-kultur, dua provinsi ini memiliki kesamaan. Jadi, basis PDIP di Lampung dan Sumsel kemungkinan akan sama bergerak dan mendapat dukungan. Selain itu, masyarakat lebih menginginkan pemimpin yang sudah terpercaya. Jadi, bukan tidak mungkin, sesuai dengan survei kita sebelumnya di Sumsel pasangan SOHE akan meraih suara terbanyak seperti halnya di Lampung," kata Husin.*

PDI Perjuangan Menang di Lampung, Sumsel Menyusul

BERDASARKAN hitungan cepat yang dilakukan Puskaptis (Pusat Kajian Pembangunan Strategis) pasangan Sjachroedin ZP-MS Joko Umar Said yang diusung PDIP, PIB, PKPI, Sjachroedin ZP-MS Joko Umar Said meraih 42,15 suara dari 5.393.610 pemilih, dalam pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur 2008-2013 yang berlangsung hari ini, 3 September 2008.
Menyusul dibawahnya M Alzier Dianis Thabranie-Bambang Sudibyo yang diusung Partai Golkar, PPP, dan PKB dengan 23,31 persen, Zulkifli Anwar-Akhmadi Sumaryanto (PKS & PAN) dengan 14,34 persen, Andy Achmad Sampurna Jaya-HM Suparjo (PBR dan PD) dengan 9,84 persen, Oemarsono-Thomas Azis Riska (PKPB, PPNUI, PPDK, PBB, PNBK, PNIM, Partai Pelopor dan PDS) meraih 4,11 persen, Muhajir Utomo-Andi Arief (independen) meraih 3,35 persen, serta serta Sofjan Jacoeb-Bambang Waluyo Utomo (indepeden) yang meraih 2,30 persen.
Survei ini dilakukan secara ramdom sampling pada 33 kecamatan, 66 desa dan kelurahan atau 330 TPS di 11 Kabupaten/Kota di Lampung.
Menurut Husin Yazid, Direktur Puskaptis, kemenangan atas hitungan cepat sementara ini cukup memengaruhi Pilkada Sumsel yang akan digelar 4 September 2008. "Sebab secara geografis dan sosial-kultur, dua provinsi ini memiliki kesamaan. Jadi, basis PDIP di Lampung dan Sumsel kemungkinan akan sama bergerak dan mendapat dukungan. Selain itu, masyarakat lebih menginginkan pemimpin yang sudah terpercaya. Jadi, bukan tidak mungkin, sesuai dengan survei kita sebelumnya di Sumsel pasangan SOHE akan meraih suara terbanyak seperti halnya di Lampung," kata Husin.

Selasa, 02 September 2008

Warga Tarawih Bersama di Kediamanan Syahrial Oesman





SELAMA bulan puasa ini, seperti tahun-tahun sebelumnya, warga di sekitar kediamanan Syahrial Oesman di Seduduk Putih, Palembang, melakukan salat subuh, isya dan tarawih bersama. Kegiatan ini terus dilakukan warga meskipun Syahrial Oesman misalnya tengah menghadiri tarawih di kampung lain. Selama tiga malam puasa ini, Syahrial Oesman dan istri melakukan salat tarawih bersama warga di sekitar. "Ini sudah menjadi kegiatan tahunan. Sebab selama jadi gubernur, kalau bulan puasa, beliau pulang ke rumah ini, bukan tinggal di Griya Agung," kata Sulaiman, tetangga Syahrial Oesman yang sehari-hari berdagang sayuran di Pasar 16 Ilir Palembang, Selasa (2/09) malam.*

Survei Membuktikan: SOHE Tetap Unggul

Berdasarkan survey yang dilakukan Puskaptis, pasangan Syahrial Oesman-Helmy Yahya (SOHE) tetap unggul atas pasangan Alex Noerdin-Eddy Yusuf (Aldy). Didapatkan bocoran Foxi Indonesia juga mendapatkan fakta SOHE tetap unggul atas Aldy.

Survei yang dilakukan pada 26-30 Agustus 2008, di 15 kabupaten dan kota di Sumsel, atau terhadap 1.500 responden, pasangan Aldy meraih 42,64%, dan SOHE 49,77%, sementara 7,54% tidak memberikan suaranya. “Respondek ini berbeda dari responden sebelumnya,” kata Husin Yazid, Direktur Puskaptis.

Sementara didapatkan informasi, sebenarnya Foxi Indonesia, yang mengurusi kampanye dan survei Aldy juga mendapatkan fakta keunggulan SOHE yakni sebesar 42% memilih Aldy, 52% memilih SOHE, dan 6% persen belum menentukan pilihan. Dampaknya Foxi Indonesia tidak berani mengeluarkan hasil survei mereka, dan guna membangun opini publik, dibentuklah lembaga survei baru atau dadakan yang isinya mengunggulkan Aldy yakni LSII dan Maestro Strategos yang selalu melakukan jumpa pers, pemasangan iklan, serta siaran pers bahwa Aldy unggul. Pertanyaannya, kenapa Foxi Indonesia tidak mau mengumumkan hasil survei yang mengunggulkan Aldy?

Meskipun unggul, ada beberapa hal yang akan menyebabkan SOHE kehilangan suara yakni adanya isu kerusuhan, money politic, isu parpol menarik dukungan, penggelembungan suara, dan isu KPUD Sumsel tidak netral.

Minggu, 31 Agustus 2008

Survei Puskaptis: Latar Belakang Tentukan Kemenangan Pilgub

Latar belakang calon gubernur dan wakil gubernur memiliki peran penting dalam menentukan pilihan masyarakat Sumatera Selatan pada Pemilukada Kamis, 4 Sept 08 mendatang. Pasalnya, latar belakang itu menentukan kapasitas, kapabilitas, kompetensi, profesionalisme, integritas, dan pengalaman dari pasangan calon gubernur dan wakil gubernur untuk membuat pembangunan berkelanjutan.
Potensi tersebut bakal mempengaruhi kebijakan yang diambil dalam menjalankan roda pemerintahan. Masyarakat Sumatera Selatan melihat potensi, pengalaman, telah teruji dan latar belakang yang dimiliki calon dapat mendongkrak kesejahteraan masyarakat Sumatera Selatan untuk lima tahun mendatang.
Latar belakang calon gubernur dan wakil gubernur tersebut menentukan tingkat kepopuleran. Sehingga juga menentukan pilihan responden pada calon gubernur dan wakil gubernur itu.
Calon incumbent (sedang menjabat) kembali menjadi pilihan masyarakat. Menjelang pemilihan Kepala Daerah Sumsel pada 4 September mendatang, mayoritas masyarakat Sumatera Selatan menjatuhkan pilihannya pada Calon Gubernur incumbent yaitu Syahrial Oesman. Berdasar survey tentang Persepsi dan Perilaku Masyarakat Sumatera Selatan terhadap Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Selatan yang dilakukan Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis), putaran terakhir periode 26-30 Agustus 2008.
Survey menggunakan teknik stratafied random sampling dengan mengambil sample secara acak proporsional di 15 Kabupaten/Kota yang tersebar di Provinsi Sumsel. Dengan jumlah responden 1.500 tingkat kesalahan (margin error) 3-5% dan tingkat keyakinan 95% menunjukkan 49,77% responden menjatuhkan pilihan pada pasangan Syahrial Oesman-Helmi Yahya (Sohe). Baru kemudian pasangan Alex Noerdin-Eddy Yusuf (Aldy) yang mendapatkan dukungan 42,64% responden. Tapi, 7,59% responden masih mengambang atau belum menentukan pilihannya saat ditanya.
Minat responden terhadap cagub incumbent memiliki alasan. Berdasar survey ini, telah memiliki pengalaman dan kinerja yang baik menjadi alasan responden yang menjatuhkan pilihannya pada incumbent. Alasan lainnya yang terekam dari survey ini antara lain kinerja incumbent telah terbukti dan pembangunan yang harus dilanjutkan agar lebih baik.
Beberapa responden juga menyebut incumbent sebagai figure yang berwibawa, bijaksana, kuat dan teruji, serta memiliki visi dan misi yang jelas bagi pembangunan Provinsi Sumatera Selatan. Tapi, ada juga sebagian responden yang beralasan memilih incumbent karena didukung partai politik mayoritas.
Keinginan responden untuk dilanjutkannya pembangunan di Sumsel menjadi alasan utama mereka memilih incumbent dalam Pemilukada 4 September mendatang. Responden menilai kinerja incumbent cukup baik dan penting untuk diberi kepercayaan lagi memimpin untuk meneruskan proses pembangunan di Provinsi Sumatera Selatan.
Disebutkan dalam survey ini figur incumbent memiliki kemampuan yang telah teruji dalam memimpin. Dan respoden menilai Porvinsi Sumatera Selatan membutuhkan sosok pemimpin yang memiliki kemampuan yang telah teruji dan bijak dalam memimpin masyarakat Sumatera Selatan.
Kemampuan menciptakan keberlanjutan pembangunan, dan kemampuan berinovasi, serta melakukan perubahan dan pembaharuan yang menunjang pembangunan wilayah menjadi alasan responden yang memilih cagub berlatar belakang birokrat dan entertainment.
Latar belakang biokrasi yang berpengalaman bagi calon gubernur menjadi pilihan yang diminati mayoritas responden karena birokrasi dinilai lebih memahami tata aturan pemerintahan atau birokrasi pemerintahan. Dan yang terpenting, responden menilai pasangan yang berlatar belakang demikian dinilai mampu menggali potensi wilayah yang diperuntukkan kesejahteraan masyarakat. Pemilukada Sumsel yang bakal digelar 4 September 2008 itu juga diharapkan mampu menghasilkan pemimpin yang baik dan berkualitas. *

Kader PKS Asli Pilih SOHE




MESKIPUN dijanjikan gratis, bahkan berani berjanji selama setahun janji gratis itu dapat diwujudkan. Ternyata rakyat Sumsel tidak dapat dibohongi, mereka tetap rasional, dan dengan biaya sendiri hadir dalam kampanye akbar SOHE di lapangan parkir Stadion Bumi Sriwijaya, Palembang, Minggu, 31 Agustus 2008.

Lautan Rakyat Rasional Pilih SOHE





MESKIPUN dijanjikan gratis, bahkan berani berjanji selama setahun janji gratis itu dapat diwujudkan. Ternyata rakyat Sumsel tidak dapat dibohongi, mereka tetap rasional, dan dengan biaya sendiri hadir dalam kampanye akbar SOHE di lapangan parkir Stadion Bumi Sriwijaya, Palembang, Minggu, 31 Agustus 2008.