Jumat, 29 Agustus 2008
KHM Zen Syukri: Menjelek-jelekkan Orang Itu Bunganya Balak
“PEMIMPIN itu pilihan Allah. Apabila Allah berkehendak, apa pun rintangannya, seseorang dapat menjadi pemimpin,” kata ulama Palembang, KHM Zen Syukri.
Ulama kharismatik ini memberikan nasihat kepada calon Gubernur Sumsel, H Syahrial Oesman (SO), yang berkunjung ke kediaman Abah Zen –sapaan akrab KHM Zen Syukri—usai subuh, Jumat (30/8). SO bersilaturahmi dengan Abah Zen, sebagai bakti anak kepada bapaknya. Dan, hal itu kerap dilakukannya, baik pada menjelang Pemilukada Gubernur-Wakil Gubernur Sumsel saat ini maupun semasa dia menjabat gubernur.
Kedatangan SO pagi kemarin disambut hangat oleh keluarga Abah Zen. Layaknya silaturahmi yang dilakukan SO selama ini, dia mencium tangan Abah, dan Abah mencium kening SO. Mereka pun berbincang akrab di ruang tamu rumah yang berlokasi di Jl. Letnan Yasin itu.
Kepada SO, Abah meminta agar menetapkan hati hanya kepada Allah. Menurutnya, pemimpin yang pasti jadi itu adalah yang dikehendaki Allah. “Jangan bergantung kepada manusia, karena sebagai insan, manusia tidak punya kekuatan kecuali dikehendaki Allah. Allah pula yang dapat menggerakkan hati manusia,” kata Abah.
Di samping itu, Abah menyarankan SO untuk selalu berserah diri kepada-Nya. Caranya, dengan melakukan salat hajat dua rakaat untuk mendapatkan petunjuk-Nya. Sedapat mungkin, salat dilaksanakan pada pukul 03.00 fajar.
“Salat pada fajar hari, sekitar pukul tiga itu sangat dianjurkan. Ini termuat dalam Hadis Qudsi, yang bunyinya, Siapa yang memohon kepada-Ku dengan permohonan yang baik, niscaya akan Kukabulkan. Karena itulah, sedapat mungkin dipilih fajar hari sekitar pukul tiga itu,” kata Abah.
Agar ikhtiar untuk memeroleh jabatan gubernur tidak membawa mudharat, Abah juga menasihati SO untuk menghaturkan doa, yang insya Allah akan memberikan petunjuk yang baik kepadanya.
“Sebaiknya, doa yang dihaturkan itu disampaikan dengan penuh ketulusan dan keikhlasan, bunyinya, ‘Ya Allah, ampunilah kesalahan-kesalahanku. Sekiranya jabatan gubernur itu membawa selamat dan berkat, serta menjadikan aman makmur negara dan masyarakat, aku mohon dikabulkan dan diridhai. Sekiranya jabatan gubernur itu bakal menjadi bahaya bagiku, umat, dan negara, lalu menimbulkan balak, maka aku mohon, batalkanlah.’ Insya Allah, Allah akan memberikan petunjuk-Nya. Dan, itulah yang terbaik,” ujar Abah.
Bunganya Balak
SEBAGAI ulama, Abah Zen juga berdoa kepada Allah agar proses politik pemilihan kepala daerah ini berlangsung aman, damai, dan nyaman. Dia berdoa agar Pemilukada, yang merupakan pemilihan gubernur secara langsung oleh rakyat di daerah ini mengundang balak.
Abah juga berharap, para calon, baik gubernur maupun wakil gubernur, tidak saling menjelekkan, tidak menghina satu sama lain. “Menghina itu merupakan bunga balak,” katanya.
Selama beberapa waktu terakhir pasangan SO dan H Helmy Yahya (SOHE) mendapatkan beragam cobaan. Ada pemerintah daerah yang tidak menyediakan fasilitas kampanye, antara lain mobil pemadam kebakaran yang berguna untuk menyejukkan massa peserta kampanye. Pasangan bernomor urut 2 ini juga terpaksa menggunakan padang ilalang di salah satu kabupaten karena pemerintah setempat dan instansi terkait di daerah itu tidak memberikan izin pemakaian lokasi yang telah dipilih Timses SOHE.
Isu-isu negatif, mulai dari perjudian hingga korupsi juga menimpa SO. Pihak-pihak tertentu bahkan menyebarkan selebaran gelap yang memuat foto rekayasa SO di balik terali besi. Selebaran yang mengait-ngaitkan SO dengan kasus suap pembangunan Pelabuhan Tanjung Api-api ini disebar hampir di semua kota dan kabupaten di Sumsel.
Ada pula pihak, yang dengan sengaja membuat blunder kepada parpol pendukung SOHE. Rangkaian unjuk rasa yang diikuti beberapa puluh orang menuntut PKS, salah satu parpol pendukung utama SOHE untuk mencabut dukungannya. Demonstrasi ini bahkan dilakukan sampai ke Jakarta.
Terkait dengan isu-isu yang menjelek-jelekkan serta menyudutkan SOHE itu, Presiden PKS, Tifatul Sembiring telah mengklarifikasinya. “PKS sudah turun melakukan penyelidikan terhadap tuduhan-tuduhan itu. Hasilnya, semua tidak terbukti, semua fitnah. Mohon Saudara-saudaa tidak terpengaruh fitnah-fitnah itu,” kata Tifatul, beberapa waktu lalu.
Rasa prihatin terhadap cobaan SOHE ini juga menyelimuti warga Sumsel. Edi (40), warga Kompleks DPRD Kayuagung (OKI), mengatakan bahwa isu yang menyudutkan SOHE itu telah menyakiti hati rakyat.
‘Sungguh sakit hati saya mendengarkan kabar SO itu penjudi dan korupsi. Saya tahu tu jelas bentuk sebuah kebodohan dari lawan SOHE. Satu hal yang saya salut pada Pak Syahrial, beliau tidak mudah terpancing. Bahkan, SO tidak pernah menjatuhkan lawannya sebelum lawannya itu menjatuhkan beliau,” kata Edi.
Simpat juga muncul dari kelompok perempuan di Inderalaya. Mereka sepakat untuk tidak mudah percaya pada informasi yang menyudutkan SOHE. “Saya tahu persis Pak Syahrial itu orang bersih. Wajah Beliau penuh kesederhanaan. Orang yang memiliki sikap sederhana, biasanya tidak akan pernah dendam. Sekalipun Beliau telah dianiaya dengan berita-berita yang menyesatkan,” kata Warniati (46), warga Kecamatan Inderalaya.
Selama menjabat gubernur, SO dikenal rakyat dekat dengan masjid. Bukan hanya memakmurkan rumah Allah itu secara fisik, melainkan juga untuk memakmurkan masjid dengan selalu berjemaah. Bahkan, dia tak segan-segan menjadi imam saat mampir di masjid, begitu masuk waktu salat.
“Kami warga (di daerah) sini sangat merindukan SO. Semoga kedatangan beliau ke sini menjadi berkah bagi kita semua. Saya yakin, pemimpin yang selalu dekat dengan masjid akan tetap dicintai rakyatnya. Jujur, hati kecil kami tetap untuk SOHE. Saya yakin, di bilik suara nanti warga Prabumulih mencoblos calon yang berkacamata. Insya Allah,” kata Umar (36), warga Cambai. *
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar