Sabtu, 23 Agustus 2008

Benarkah Rakyat Muba Nikmati Berobat Gratis?

Benarkah rakyat Muba merasakan program berobat gratis? Tampaknya kita perlu mengkritisinya, sebab begitu banyak masyarakat Muba yang kecewa soal pelayanan kesehatan selama pemerintahan Alex Noerdin.
Berikut pengakuan warga Muba:
Budi (32) warga Desa Kayuare, Kelurahan Kayuare, Kecamatan Sekayu. “Setahun yang lalu saya kecelakaan motor di Sekayu. Kaki dan tangan luka parah. Kata dokter di RSUD Sekayu harus diobati lebih lama. Pihak rumah sakit tak sanggup melayani sakit saya itu. Akhirnya saya diberikan rujukan berobat ke RS Muhammad Husin Palembang. Hari itu juga saya urus surat dan langsung menuju Palembang. Waktu itu saya harus menyiapkan uang Rp350.000 untuk sewa mobil.
Saya sudah merasakan betul betapa sulitnya akses pengobatan di Sekayu ini. Untung keluarga saya mau menolong. Bila dihitung uang yg saya keluarkan sampai sembuh mencapai Rp 10 juta. Saya mau Tanya di mana letaknya gratis itu.
Bagi saya sudah barang tentu yg gratis dimaksud Pak Alex itu berobat sehari saja. Habis itu terserah pasien. pengertian gratis itu menurut saya sangat merugikan rakyat. Biaya urus surat menyurat jauh lebih mahal disbanding biaya beli obat. Untuk apa gratis kalau kita disuruh bayar. Saya sarankan kalau punya uang lebih baik berobat sendiri. Dari pada hati kita dongkol lebih baik berobat sendiri saja.”
Salim (56) warga Kampung III Kelurahan Sekayu.
“Pengalaman saya terbukti yang namannya gratis itu tidak mungkin di Sekayu. Pernah saya sakit gigi dan berobat pakai biaya Rp50.000. Apakah ini yg dinamakan dengan berobat gratis?”
Nah, ini contoh yang harus kita pertimbangkan. Bagaimana?*

Tidak ada komentar: