SYAHRIAL Oesman menghadiri pesta rakyat yang digelar warga Desa Tanjungagung, Kabupaten Muaraenim, Sumatera Selatan, Jumat (27/06/2008).
Acara yang berpusat di halaman lapangan Masjid At Thoyibin Tanjungagung ini sebelumnya dimulai dengan Salat Maghrib Berjamaah, dilanjutkan dengan membaca Surah Yasin bersama di Masjid At Thoyibin. Hadir juga Bupati Muaraenim Kalamuddin Djinab, Wakil Bupati Muaraenim, Muzakir, unsur muspida Pemkab Muaraenim, tokoh masyarakat dan sekitar 7000 warga yang hadir pada acara yang ditandai dengan pemotongan kerbau.
“Acara ini sebetulnya syukuran atas kemenangan Bapak Kalamuddin Djinab-Muzakir namun kami selaku tokoh masyarakat sangat berterima kasih karena Bapak Syahrial juga berkenan hadir,” kata salah seorang tokoh masyarakat, Idham Umi.
Menurut Idham, pasangan Kalamuddin-Muzakir mendapatkan 77,7 persen suara di Tanjungagung dan diharapkan angka ini pula yang akan diberikan masyarakat Tanjungagung untuk Syahrial Oesman pada Pemilukada Sumsel, September 2008 mendatang.
“Meski kami di desa, tapi kami sudah mempunyai pengetahuan luas, kami sudah melihat kiprah Bapak Syahrial dalam pembangunan Sumsel. Kami mengetahui sepakbola Sumsel sudah bagus dan sudah dikenal seluruh Indonesia bahkan dunia. Selain itu, keberhasilan Syahrial sudah banyak sekali. Kami nonton di televisi, Syahrial dengan keberhasilan pembangunan yang dilakukannya. Sumsel lumbung energi dan lumbung pangan, itu bukan sekadar isapan jempol. Ini sebuah keseriusan Syahrial dalam membangun Sumsel. Kami bertekad akan mendukungnya,” kata Idham.
Syahrial Oesman yang dimintai komentarnya mengenai keberhasilan yang dinilai masyarakat Tanjungagung, mengaku dirinya tidak bisa menilai diri sendiri. Masyarakatlah yang bisa melihat dengan jelas dan merasakan apakah pembangunan yang dilakukan selama kepemimpinan Syahrial lima tahun ini berhasil atau belum.
“Saya tidak bisa menilai diri saya sendiri, itu takabur namanya. Yang berhak menilai saya adalah masyarakat. Saya serahkan kepada masyarakat Sumsel yang merasakannya. Jika mereka menilai apa yang sudah saya lakukan lima tahun lalu berhasil, alhamdulillah. Saya bersyukur sekali. Tapi jika masih dianggap belum selesai, saya mohon dukungan dan doa karena saya masih berkeinginan melanjutkan pembangunan ini bersama rakyat Sumsel. Jika diizinkan, insya Allah saya akan melanjutkannya,” kata Syahrial. (*)
Acara yang berpusat di halaman lapangan Masjid At Thoyibin Tanjungagung ini sebelumnya dimulai dengan Salat Maghrib Berjamaah, dilanjutkan dengan membaca Surah Yasin bersama di Masjid At Thoyibin. Hadir juga Bupati Muaraenim Kalamuddin Djinab, Wakil Bupati Muaraenim, Muzakir, unsur muspida Pemkab Muaraenim, tokoh masyarakat dan sekitar 7000 warga yang hadir pada acara yang ditandai dengan pemotongan kerbau.
“Acara ini sebetulnya syukuran atas kemenangan Bapak Kalamuddin Djinab-Muzakir namun kami selaku tokoh masyarakat sangat berterima kasih karena Bapak Syahrial juga berkenan hadir,” kata salah seorang tokoh masyarakat, Idham Umi.
Menurut Idham, pasangan Kalamuddin-Muzakir mendapatkan 77,7 persen suara di Tanjungagung dan diharapkan angka ini pula yang akan diberikan masyarakat Tanjungagung untuk Syahrial Oesman pada Pemilukada Sumsel, September 2008 mendatang.
“Meski kami di desa, tapi kami sudah mempunyai pengetahuan luas, kami sudah melihat kiprah Bapak Syahrial dalam pembangunan Sumsel. Kami mengetahui sepakbola Sumsel sudah bagus dan sudah dikenal seluruh Indonesia bahkan dunia. Selain itu, keberhasilan Syahrial sudah banyak sekali. Kami nonton di televisi, Syahrial dengan keberhasilan pembangunan yang dilakukannya. Sumsel lumbung energi dan lumbung pangan, itu bukan sekadar isapan jempol. Ini sebuah keseriusan Syahrial dalam membangun Sumsel. Kami bertekad akan mendukungnya,” kata Idham.
Syahrial Oesman yang dimintai komentarnya mengenai keberhasilan yang dinilai masyarakat Tanjungagung, mengaku dirinya tidak bisa menilai diri sendiri. Masyarakatlah yang bisa melihat dengan jelas dan merasakan apakah pembangunan yang dilakukan selama kepemimpinan Syahrial lima tahun ini berhasil atau belum.
“Saya tidak bisa menilai diri saya sendiri, itu takabur namanya. Yang berhak menilai saya adalah masyarakat. Saya serahkan kepada masyarakat Sumsel yang merasakannya. Jika mereka menilai apa yang sudah saya lakukan lima tahun lalu berhasil, alhamdulillah. Saya bersyukur sekali. Tapi jika masih dianggap belum selesai, saya mohon dukungan dan doa karena saya masih berkeinginan melanjutkan pembangunan ini bersama rakyat Sumsel. Jika diizinkan, insya Allah saya akan melanjutkannya,” kata Syahrial. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar