Sabtu, 26 Juli 2008

Pasangan Sohe Unggul Atas Aldy

PASANGAN Syahrial Oesman-Helmi Yahya (Sohe) lebih diminati dibandingkan pasangan Alex Noerdin-Eddy Yusuf (Aldy).

“Berdasarkan survey kami (Puskaptis: Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis) pasangan Sohe unggul dengan angka 50,84% dan Aldy 41,76%. Sementara masyarakat yang belum menentukan saat ditanya namun sudah punya pilihan (pemilih mengambang) pada pilgub 4 september nanti sekitar 7,40%,” kata Husin Yazid, Direktur Eksekutif Puskaptis, di rumah makan Sari Ratu, Minggu (27/07/2008).

Survey tersebut dilakukan Puskaptis sejak 28 Juni -10 Juli 2008, pasangan Syahrial Oesman-Helmi Yahya (Sohe) ternyata paling banyak dipilih oleh 6.455 responden dari 15 kabupaten/kota, di 100 kecamatan dan 436 wilayah kelurahan/desa se-Sumsel. Pasalnya, figure cagub-cawagub yang diusung partai PDIP, PPP, PKS, dan gabungan forum partai Sriwijaya bersatu ([PDI PERJUANGAN, PKS, PPP, PDS, PPD, PBSD, PSI, PNI Marhaein, PPDI, PKPI, PKBP, Partai Pelopor, PPI, PPDK] ini dinilai paling pas. Serta ditopang militansi partai pendukung turut mendorong keunggulannnya. Hal ini dapat terlihat dari pilgub Jateng dan Jatim sebagaimana Puskaptis lakukan.

Husin Yazid mengungkapkan hasil survey ini menunjukkan posisi calon incumbent (Syahrial Oesman) setelah dideklarasikan berpasangan dengan Helmi Yahya meningkat signifikan. Survey Puskaptis yang ketiga kalinya ini dilakukan akhir Juni hingga awal Juli juga terekam potensi masyarakt yang tak menggunakan hak pilihnya (golput) sekitar 27% dari seluruh mata pilih di 15 Kabupaten/Kota.

Pengalaman, track record, jiwa inovasi dan visioner, asal profesi dan pasangan calon menjadi pertimbangan masyarakat Sumsel dalam memilih gubernur dan wakil gubernur (Wagub) di pilgub 4 September nanti. Latar belakang itu menentukan kapaistas, kapabilitas, kompetensi, profesionalisme, integritas cagub dan cawagub untuk membuat pembangunan berkelanjutan di Sumsel,”papar Husin, kemarin.

Menurutnya, potensi tersebut bakal mempengaruhi kebijakan menjalankan roda pemerintahan. Selain itu, masyarakat juga menilai potensi, pengalaman, dan latar belakang calon dapat mendongkrak kesejahteraan masyarakat untuk lima tahun kedepan. Latar belakang mereka dinilai menentukan tingkat popularitas.

Sehingga lanjut dia, hal itu juga menentukan pilihan responden pada pasangan calon. Dalam survey ketiga Puskaptis tersebut menggunakan teknik stratefied random sampling. Dalam survey juga terungkap pasangan birokrat-sipil (entertaiment) diminati responden sebesar 65% dibandingkan pasangan birokrat-birokrat yang hanya mencapai 35%, dikarenakan pasangan birokrat-entertaimen dapat lebih bersinergi dalam menjalankan dan membuat terobosan-terobosan.

Dia mengatakan kemampuan menciptakan keberlanjutan pembangunan, dan kemampuan berinovasi, membuat perubahan dan pembaharuan yang menunjang pembangunan wilayah, menjadi alasan responden memilih cagub birokrat-sipil. Sebab, birokrasi dinilai lebih memahami tata aturan pemerintahan atau birokrasi pemerintahan. Yang terpenting, sambungnya, responden menilai pasangan ini mmapu menggali potensi wilayah yang diperuntukan untuk kesejahteraan masyarakat. Lebih jauh masyarakat Sumsel menginginkan figur yang visioner, hal ini tergambar pada pasangan Sohe.

Pengalaman Puskaptis dalam melakukan survey, kajian komprehensif, dan quick count (hitung cepat) yang sama dengan hitungan yang dikeluarkan oleh KPUD diantaranya. Kelompok Cagub/Cawagub DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Kelompok Bupati/Walikota yang terakhir di Provinsi Sumatera Selatan Kota Lubuk Linggau, Kota Pagar Alam, Kota Prabumulih, Muara Enim, dan Kota Palembang.*



Tidak ada komentar: