Duet calon Gubernur-Wakil Gubernur Sumsel periode 2008-2013, Ir H Syahrial Oesman dan H Helmy Yahya (SOHE) merupakan penggabungan dua kepribadian yang mempunyai kapasitas ilmu cukup teruji. Selain berbekalkan ilmu pengetahuan, SOHE juga dinilai memiliki modal iman yang kuat.
“Berikan contoh dengan perbuatan,” demikian selalu disampaikan Syahrial Oesman (SO). Hal ini ditunjukkannya selama menjabat sebagai Bupati OKU (2000-2003) dan Gubernur Sumsel (2003-2008). Salah satunya, saat sebagai bupati, dia meminta camat, lurah dan kepala desa untuk rutin mengunjungi rakyatnya. Sebagai langkah awal, SO terjun ke desa-desa di kabupaten yang dipimpinnya. Terutama, saat menyerahkan Anggaran Pendapatan dan Bantuan Desa (APBDes), yang tercatat sebagai program pertama yang diterapkan kepala daerah. Hal yang sama dilakukannya saat menjabat sebagai gubernur.
Dari segi spiritual, prinsip “contoh dengan perbuatan” pun diteapkannya. Antara lain, saat dia meminta masyarakat Sumsel yang muslim untuk memakmurkan masjid. “Adalah kewajiban kita untuk memakmurkan rumah Allah. Bantuan untuk merenovasi, merehabilitasi, itu bagus sekali dalam rangkaian memakmurkan masjid. Yang lebih penting, mari kita makmurkan dengan salat berjemaah. Jangan sampai, jumlah jemaah kalah dibanding pilar masjid,” katanya, dalam berbagai kesempatan.
Lagi-lagi, “permintaan” ini ditunjukkan lewat perbuatan. Baik selama menjabat sebagai gubernur maupun dalam status sebagai calon gubernur saat ini, SO bahkan tidak mau menunda waktu salat. Dalam perjalanan menuju Kecamatan Banyuasin III usai menghadiri acara di Desa Mainan, Kecamatan Betung, mobil yang ditumpangi SO berbelok memasuki halaman Masjdi Nurul Falah Desa Stereo, sebelum sampai ke lokasi acara peringatan Isra Mikraj di Banyuasin III. Saat itu, azan ashar berkumandang dan SO mengajak rombongannya salat berjemaah.
“Mencari pemimpin sekarang ini harus hati-hati. Saya pribadi termasuk orang yang tidak gampang percaya kepada siapa pun. Bukan maksud hati memuji, saya lihat Pak Syahrial itu memang dekat dengan rakyat dan masjid. Tadi, sebetulnya saya tidak mengira sedikit pun beliau akan shalat di masjid ini. Memang beliau bukan manusia yang sempurna, tapi bagi saya, jelas Pak Syahrial pantas jadi panutan umat,” kata Umar, warga Desa Stereo, yang turut salat berjemaah, Minggu (27/7).
Usai melaksanakan shalat berjemaah, SO yang siang itu mengenakan kopiah dan batik santai tampak berdialog dengan jemaah. Dalam perbincangan ini, warga Desa Stereo mengatakan bahwa mereka yakin Sumsel akan lebih hebat apabila dipimpin orang yang patuh pada perintah Tuhan.
“Hati kami tak akan lari ke mana-mana. Apalagi, sejak pulang dari ibadah haji, Pak Syahrial selalu dekat dengan masjid. Saya percaya, Pak Syahrial itu bukan mengejar kekuasaan duniawi. Mau bukti, lihatlah bagaimana salat beliau. Sedangkan Pak Helmy, itu jelas-jelas berasal dari keturunan ustaz. Modal ilmu dan keimanan SOHE sudah teruji. Itu yang saya lihat selama ini,” ujar Hj. Ratna, warga Kecamatan Banyuasin III.
Lihat Ibadahnya
Pada perjalanan ke Bumi Sedulang Setudung rupanya langkah SO tidak berhenti di Desa Stereo. Saat itu, SO menyempatkan mampir di lokasi Pondok Pesantren (Ponpes) Darussalam, Desa Tanjung Kerang, Kecamatan Betung. Di sini, SO bertatap muka langsung dan bersalaman dengan KH Muchdi Ali, salah satu ulama besar di Betung.
“Beliau datang dari satu masjid ke masjid lain tidak cuma untuk salat berjemaah. Tapi, Adinda Syahrial telah berkorban demi kemajuan masjid. Berbagai bantuan sudah diberikannya. Alhamdulillah, itu sudah kami rasakan,” kata seorang warga yang bermukim di sekitar Ponpes Darussalam.
Sebelumnya, SO dan rombongan menghadiri peringatan Isra Mikraj di Masjid Al Hafiz Desa Stereo. Setelah salat maghrib berjemaah dengan warga Desa Mulia Agung di Masjid Nurul Falah, selanjutnya SO menghadiri peringatan Isra’ Mi’raj di Mesjid Al Harrom di Desa Pangkalan Panji, Banyuasin III.
Sehari sebelum berkunjung ke Ponpes Darussalam, SO juga ikut melaksanakan salat zuhur berjemaah di Masjid Fathul Jannah, Desa Tebing Abang, Kecamatan Rantaubayur, Kabupaten Banyuasin. Kali ini, SO memeroleh penilaan khusus dari jemaah masjid.
“Wah, Pak Syahrial bukan sekali ini saja salat berjemaah di masjid. Beliau itu orangnya selalu dekat dengan masjid. Kami bangga melihat pemimpin yang dekat dengan masjid. Saya percaya sampai kapan pun, Pak Syahrial akan dikenang rakyatnya,” ujar Usman, warga Dusun Petaling, Desa Petaling, Kecamatan Banyuasin III (Banyuasin).
Bagi jemaah masjid setempat, SO dapat digolongkan sebagai salah satu pemimpin yang memahami dan mengerti bagaimana nasib rakyatnya. “Pak Syahrial itu tahu betul apa keinginan kami di sini. Kalau masih ada yang kurang, beliau tak segan-segan memberikan bantuan. Dalam kesempatan ini, saya ingin mengajak, marilah kita pilih pemimpin yang paham nasib rakyat dan umat. Itu harapan saya,” katanya.
Selasa, 29 Juli 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar